Jumat, 18 April 2014

Menerka Arah Politik Parpol Islam: Poros Baru atau Merapat ke Gerindra

Lima parpol Islam dan sejumlah utusan ormas Islam melakukan pertemuan di kediaman seorang pengusaha di kawasan Cikini, Jakarta Pusat semalam. Belum ada hasil signifikan dari pertemuan 3 jam itu. Namun beberapa pernyataan yang dilontarkan peserta pertemuan, ada sinyalemen kuat soal posisi koalisi parpol Islam ini dalam Pilpres mendatang: membangun poros baru atau merapat ke salah satu capres selain Jokowi (PDIP).
Khusus opsi terakhir, ada hal menarik yang dilontarkan salah seorang peserta pertemuan, Amien Rais. Ketua MPP PAN itu mendukung ide penyatuan parpol Islam, seperti Poros Tengah di tahun 1999 silam. Namun untuk Pilpres mendatang, Amien mengusulkan nama baru, yaitu koalisi Indonesia Raya.
"Saya mengusulkan poros tengah nggak usah dipakai lagi. Karena konotasi agak sempit dan konteksnya sudah lepas itu adalah satu dekade lalu. Saya mengusulkan istilah yang lebih merangkul semua anak bangsa yaitu koalisi Indonesia raya," kata Amien Rais dalam pertemuan parpol Islam di Jl Cikini Raya 24, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (17/4/2014) malam
Usulan nama koalisi dari Amien Rais ini menarik. Sebab, nama Koalisi Indonesia Raya memiliki kemiripan dengan nama Partai Gerakan Indonesia Raya atau Gerindra yang mengusung capres Prabowo Subianto.
Saat ini, PAN pun tengah gencar menawarkan ketua umumnya Hatta Rajasa sebagai cawapres kepada partai lain, salah satunya Gerindra, sehingga muncul wacana 'Prabowo Berjasa'
Jauh sebelum usulan Amien ini, PKS juga pernah mewacanakan gagasan terbentuknya koalisi parpol Islam plus Gerindra. Adalah wasekjen PKS Refrizal yang mengusulkan seluruh partai Islam bersatu untuk membentuk koalisi, tapi ditambah satu yakni Gerindra.
"Usulan saya adalah 'plus Gerindra', menindaklanjuti usulan Pak Tifatul Sembiring soal koalisi partai Islam," kata Refrizal, Jumat (11/4/2014) lalu.
Namun Refrizal buru-buru menyatakan hal itu masih sebatas permisalan. "Misalnya dengan Gerindra, harus mencari titik temu dan kebersamaan," jawab Refrizal.
Sinyalemen PPP juga tak kalah kuatnya. Pada beberapa kali kesempatan, sejumlah politisi PPP menyuarakan pentingnya koalisi parpol Islam. Namun ditambah parpol nasionalis lainnya, seperti Gerindra. Ketua Umum PPP Suryadharma Ali (SDA) bahkan secara eksplisit mendukung pencapresan Prabowo Subianto.
"Terutama sosok Prabowo, menurut saya ia adalah sosok pantas memimpin Indonesia ke depan. Memiliki kepribadian kuat, nasionalisme tak diragukan, kemampuan yang menurut saya juga bisa diandalkan. Karena dia pernah menjadi Danjen Kopassus, Panglima Kostrad, pernah juga punya pengalaman tempur, sosok ini adalah kepribadian kuat," ungkap SDA di Istana Negara, Kamis(17/4/2014).
Tak sekadar kata, orang nomor satu di partai ka'bah ini pun hadir dalam kampanye Gerindra di GBK beberapa waktu lalu sebelum Pileg. Kemesraan SDA dan Prabowo lalu berlanjut dalam sejumlah momentum.
Sementara untuk opsi pertama, politisi parpol Islam lainnya juga sering melontarkan wacana pentingnya koalisi parpol Islam. Seperti wacana itu sering diulang-ulang oleh politisi PKS Mardani Ali Sera jika arus kuat di internal partainya mendorong bersatunya partai Islam. Di PKB, kandidat capres Mahfud MD dan Rhoma Irama mendapat mandat untuk berkomunikasi dengan parpol-parpol Islam. Meskipun PKB juga tengah menjajaki kemungkinan dengan parpol nasionalis lain.
"Kalau ada koalisi dengan partai Islam akan lebih cantik," kata Rhoma, Kamis (10/4) lalu.
Apakah sinyalemen-sinyalemen ini menunjukkan parpol Islam benar-benar akan berkoalisi dengan Gerindra? Atau justru mewujudkan koalisi partai Islam yang berdiri sendiri dengan capres sendiri? Kita tunggu saja.
Yang jelas, lima perwakilan parpol Islam: PKS, PKB, PAN, PBB, dan PPP hadir dalam pertemuan dengan ormas-ormas Islam semalam. Ormas Islam yang hadir mewakili NU, Muhammadiyah, MUI, Persis, Dewan Masjid Indonesia (DMI), Dewan Dakwah Indonesia, ICMI, dan Syarikat Islam.
Dari parpol Islam hadir Ketua MPP PAN Amien Rais, Bendum PKB Bachrudin Nasori, Presiden PKS Anis Matta, Wasekjen PKS Fahri Hamzah, bakal capres PKS Hidayat Nur Wahid, Ketua MUI Amidhan dan Wakil Ketum PPP Emron Pangkapi.

Sebenarnya ada 23 tokoh yang diundang dalam pertemuan ini. Berikut daftar undangan pertemuan ini:
  1. Prof. Dr. KH. Din Syamsuddin (Ketua MUI Pusat)
  2. Prof. Dr. KH. Said Aqil Siraj (Ketua PBNU)
  3. KH. Hasyim Muzadi (Dewan Pembina PBNU)
  4. KH. Mustofa Bisri (Dewan Pembina PBNU)
  5. KH. Salahuddin Wahid (Dewan Pembina PBNU)
  6. Prof. Dr. KH. Didin Hafidhudhin (Ketua Dewan Syariah Nasional)
  7. Muhaimin Iskandar (Ketua Umum PKB)
  8. Ir. Hatta Rajasa (Ketua Umum PAN)
  9. Prof. Dr. Amien Rais, M.A (Ketua Dewan Syuro PAN)
  10. Muhammad Anis Matta, Lc (Presiden PKS)
  11. Drs. H. Suryadharma Ali, M.A (Ketua Umum PPP)
  12. Dr. H. Hamzah Haz, M.A., Ph. D (Dewan Pembina PPP)
  13. Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, S.H., M.Sc (Ketua Umum PBB)
  14. Prof. Rhoma Irama (Calon Presiden RI Fraksi PKB)
  15. Prof. Dr. Muhammad Mahfud. MD (Calon Presiden RI Fraksi PKB)
  16. Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla (Ketua Dewan Masjid Indonesia)
  17. H. Ahmad Heryawan, Lc (Calon Presiden RI Fraksi PKS)
  18. Dr. Hidayat Nur Wahid (Calon Presiden RI Fraksi PKS)
  19. KH. Muhammad Arifin Ilham (Pimpinan Majelis Azzikra)
  20. KH. Abdullah Gymnastiar (Pimpinan Daarut Tauhid)
  21. Ustadz Yusuf Mansur (Pimpinan PonPes PPPA Darul Qur’an)
  22. Habib Rizieq Shihab (Imam Besar FPI)
 Sumber :
detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar