Selasa, 25 Februari 2014

Surva-surve Esempe: Jokowi Populer di Kalangan Siswa SMP

Penelitian yang dilakukan siswa SMP kelas 3, Labs School Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Fathan Amartya Mahardika (13), terhadap 68 teman seangkatannya, menunjukkan Gubernur DKI Jakarta, Joko "Jokowi" Widodo populer sebagai calon presiden.
Fathan melakukan survei dalam penelitiannya "Menelaah Kemungkinan Hak Pilih Usia Remaja Dalam Pemilu," sebagai bagian dari tugas Problem Based Learning (PBL) siswa kelas akselerasi. Ia mempresentasikan penelitiannya itu di ruang Audio Visual SMP Labs School, Jakarta Selatan, Selasa (25/2/2014), dengan penguji mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD.
Dalam surveinya itu diketahui 31 persen responden memilih Jokowi, di belakang Jokowi mengikuti mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dengan 19 persen, Mahfud MD dengan 13 persen, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan 6 persen, Ketua Umum Partai Hanura Wiranto 2 persen.
Sementara mantan Presiden Megawati Sukarnoputri yang juga dicantumkan dalam penelitian itu mendapat angka 0 persen. Dari penelitian itu yang menjawa belum tahu sebanyak 16 persen, dan rahasia 10 persen.
"Dan ternyata Pak Mahfud masuk dalam 3 besar survei di sekolah ini," kata Fathan yang membuat Mahfud MD tersenyum.
Sementara untuk survei partai politik, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mendapat angka 7 persen, Partai Golkar 7 persen, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 6 persen, Partai Gerindra 4 persen, Partai NasDem 4 persen, Partai Amanat Nasional 4 persen, Partai Hanura 3 persen, Partai Kebangkitan Bangsa 2 persen, Partai Demokrat 2 persen, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 1 persen, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) dan Partai Bulan Bintang (PBB) 0 persen. Sementara siswa yang belum tahu partai mana yang harus dipilih sebanyak 38 persen, dan memilih untuk merahasiakan pilihannya sebanyak 22 persen.
Dari survei itu kata Fathan diketahui juga bahwa pengetahuan politik remaja saat ini sudah jauh lebih baik. Hal itu salah satunya ditunjang dengan semakin mudahnya orang mengakses media yang menyajikan informasi soal politik.
Bahkan dari penelitian itu diketahui 78 persen siswa akan menggunakan hak pilihnya pada April mendatang, jika negara mengizinkan.
Mahfud MD dalam penilaiannya usai presentasi Fathan itu menyebutkan bahwa penelitian itu bisa mendidik kejujuran ilmiah. Hal itu penting karena menurut Mahfud saat ini masyarakat dihadapkan oleh banyak ketidakjujuran oleh pemimpin.
Mahfud juga memaklumi bahwa banyak orang yang memandang politik sebagai suatu hal yang kotor. Namun ia mengingatkan tidak ada satu pun orang yang bisa terhindar dari Politik.
"Kalau orang punya hak pilih tapi tidak memilih, itu hak politik, tapi dia terikat pada keputusan politik," tandasnya.

Sumber :
tribunnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar