Penelitian yang dilakukan siswa SMP kelas 3, Labs School Kebayoran
Baru, Jakarta Selatan, Fathan Amartya Mahardika (13), terhadap 68 teman
seangkatannya, menunjukkan Gubernur DKI Jakarta, Joko "Jokowi" Widodo
populer sebagai calon presiden.
Fathan melakukan survei dalam penelitiannya "Menelaah Kemungkinan Hak
Pilih Usia Remaja Dalam Pemilu," sebagai bagian dari tugas Problem
Based Learning (PBL) siswa kelas akselerasi. Ia mempresentasikan
penelitiannya itu di ruang Audio Visual SMP Labs School, Jakarta
Selatan, Selasa (25/2/2014), dengan penguji mantan Ketua Mahkamah
Konstitusi (MK), Mahfud MD.
Dalam surveinya itu diketahui 31 persen responden memilih Jokowi, di
belakang Jokowi mengikuti mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dengan 19
persen, Mahfud MD dengan 13 persen, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra
Prabowo Subianto dengan 6 persen, Ketua Umum Partai Hanura Wiranto 2
persen.
Sementara mantan Presiden Megawati Sukarnoputri yang juga
dicantumkan dalam penelitian itu mendapat angka 0 persen. Dari
penelitian itu yang menjawa belum tahu sebanyak 16 persen, dan rahasia
10 persen.
"Dan ternyata Pak Mahfud masuk dalam 3 besar survei di sekolah ini," kata Fathan yang membuat Mahfud MD tersenyum.
Sementara untuk survei partai politik, Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (PDIP) mendapat angka 7 persen, Partai Golkar 7 persen,
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 6 persen, Partai Gerindra 4 persen,
Partai NasDem 4 persen, Partai Amanat Nasional 4 persen, Partai Hanura 3
persen, Partai Kebangkitan Bangsa 2 persen, Partai Demokrat 2 persen,
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 1 persen, Partai Keadilan dan
Persatuan Indonesia (PKPI) dan Partai Bulan Bintang (PBB) 0 persen.
Sementara siswa yang belum tahu partai mana yang harus dipilih sebanyak
38 persen, dan memilih untuk merahasiakan pilihannya sebanyak 22 persen.
Dari survei itu kata Fathan diketahui juga bahwa pengetahuan politik
remaja saat ini sudah jauh lebih baik. Hal itu salah satunya ditunjang
dengan semakin mudahnya orang mengakses media yang menyajikan informasi
soal politik.
Bahkan dari penelitian itu diketahui 78 persen siswa akan menggunakan
hak pilihnya pada April mendatang, jika negara mengizinkan.
Mahfud MD dalam penilaiannya usai presentasi Fathan itu menyebutkan
bahwa penelitian itu bisa mendidik kejujuran ilmiah. Hal itu penting
karena menurut Mahfud saat ini masyarakat dihadapkan oleh banyak
ketidakjujuran oleh pemimpin.
Mahfud juga memaklumi bahwa banyak orang yang memandang politik
sebagai suatu hal yang kotor. Namun ia mengingatkan tidak ada satu pun
orang yang bisa terhindar dari Politik.
"Kalau orang punya hak pilih tapi tidak memilih, itu hak politik, tapi dia terikat pada keputusan politik," tandasnya.
Sumber :
tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar