Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang berjuluk Jokowi tidak secara terbuka terkait hasil penyelidikan dugaan penyimpangan pengadaan busway dan BKTB.
Padahal
Kepala Inspektorat DKI Jakarta, Franky Mangatas, Selasa (25/2/2014),
mengatakan hasil penyidikan sudah ada dan telah diserahkan kepada
Gubernur.
Pernyataan yang sama juga diungkapkan Wakil Gubernur
DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang berjuluk Ahok.
Menurut Ahok, hasil laporan Inspektorat sudah berada di meja
Jokowi. Bahkan, telah ditandatangani, Senin (24/2/2014).
“Saya belum
baca, tapi sudah ada di Pak Gubernur. Tadi sudah tanda tangan dan paraf
Pak Gubernur untuk nanti dikirim ke BPK. Kalau BPK kan internal. Kalau
KPK kan sudah eksternal,” kata Ahok.
Tetap Enggan
Ketika
Jokowi dikonfirmasi lagi, mantan Walikota Solo ini tetap enggan
mengemukakannya. Ia menyatakan bukan waktu yang tepat untuk menyampaikan
hasil laporan tersebut dan belum mengetahui hasil pemeriksaan
Inspektorat. Pasalnya hasil laporan langsung diserahkan kepada Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK).
“Kita sudah resmi memberikan surat ke BPK. Agar dicek. Karena memang ada kemungkinan kecurangan,” tandas Jokowi.
Penyerahan
laporan ke BPK ini dikatakan Jokowi guna mendapatkan hasil yang lebih
teliti dan detail mengenai pengadaan bus yang berkarat. “Nantilah kalau
sudah rampung. Nanti lapangannua dilihat. Kalau sudah dilaporin baru
ditengok. Ini bukan kerusakan busway, kalau prosedur, sudah lah tidak
mau bicara prosedur tapi dicek bener lapangannya. Dicek betul fisiknya
kalau ada penyelewengan. Tanggung jawab,” ungkapnya.
Stop Pengadaan Bus
Ketua
Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ), Azas Tigor Nainggolan meminta
Pemprov menghentikan impor bus Transjakarta dari China. Sebab, pengadaan
bus tersebut bermasalah.
Menurut Azas banyak pihak yang terlibat
dalam kasus pengadaan bus Transjakarta oplosan. Selain pejabat
eksekutif, sejumlah anggota DPRD Jakarta juga diduga terlibat dalam
kasus itu. “Karena itu untuk menghindari kerugian lebih besar, pengadaan
Bus dari China harus dihentikan,” kata Azas.
Untuk diketahui,
Pemprov DKI impor bus dari China sebanyak 656 unit masing-masing 310 bus
gandeng dan 346 unit bus tunggal. Pembelian menggunakan dana APBD tahun
2013 sebesar Rp1,7 triliun. Iapun meyakini KPK akan mampu menuntaskan
kasus yang diduga merugikan negara hingga miliaran rupiah. Selain itu,
kredibilitas KPK dalam mengungkap kasus korupsi di negeri ini tak perlu
disangsikan lagi.
Sumber :
Pos Kota
Tidak ada komentar:
Posting Komentar