Papan pembatas proyek itu masih terpasang mengelilingi sebuah galian di
jalan Rasuna Said, persis di depan Hotel Four Season, Jakarta Selatan.
Di bagian dindingnya ditempel sejumlah spanduk. Meski sudah nampak lusuh
tulisan di spanduk itu masih bisa terbaca dengan jelas.
“Mohon
maaf atas ketidaknyamanan Anda. Kami sedang membangun monorel utuk
Jakarta yang lebih maju,”. Begitu kalimat yang tertulis di spanduk
tersebut.
Di lokasi tersebut pada Rabu 16 Oktober 2013 lalu
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) melakukan peletakan batu pertama proyek
monorel. Sejak saat itu selama beberapa bulan pengerjaan konstruksi
untuk jalan cepat si 'ular besi' itu memang dilakukan.
Ada satu alat berat dan sejumlah pekerja yang melakukan pekerjaan
konstruksi. Namun Selasa (25/2/2014) siang kemarin saat detikcom mengunjungi
lokasi proyek tersebut, kegiatan pengerjaan konstruksi tak lagi
dilakukan.
Hanya ada beberapa petugas yang mengenakan rompi
warna oranye dan topi bangunan keluar area untuk istirahat dan makan
siang. “Yah, ngawasin area aja. Ini kan belum tahap berat. Masih nunggu
perintah bos,” kata salah seorang pekerja saat ditemui detikcom Selasa
(25/2/2014).
Menurut pekerja tersebut, sebulan terakhir ini
pekerjaannya masih santai karena hanya mengecek dan mengawas area
terutama pagar pembatas. “Mungkin kalau sudah berat, banyak peralatan
nah itu orang-orangnya ditambahin,” kata pekerja yang tak mau disebut
namanya itu.
Area yang menjadi titik lokasi groundbreaking proyek monorel ini tampak
kurang terawat. Di dalam area terdapat dua bongkahan batu besar serta
rumput-rumputan yang belum dipotong. Beton pembatas dipasang menutupi
bawahan dari bagian depan.
Tidak ada sama sekali peralatan berat
yang memperlihatkan ada proyek pembangunan besar. Begitupun di
sepanjang Jalan Rasuna Said seperti depan Menara Palma hingga Pasar
Festival, Rasuna Epicentrum, tiang-tiang monorel itu masih terbengkalai.
Direktur
Teknik PT Jakarta Monorail Bovananto mengakui saat ini memang tidak ada
pekerjaan berat di lokasi proyek monorel. Dia beralasan saat ini
pihaknya tengah melakukan pengujian tiang beton yang lama untuk
mendapatkan data terbaru.
“Saya tahunya progres teknis ya dan
itu enggak ada kata mangkrak. Ini kan hanya dibesar-besarkan saja ya
masalahnya,” kata Bovananto saat dihubungi detikcom Senin (24/2/2014).
Adapun
Direktur Utama PT Jakarta Monorail John Aryananda menjamin pembangunan
transportasi massal berbasis rel ini akan sesuai jadwal yang disepakati.
Yaitu Green Line pada 2016 dan Blue Line setahun kemudian.
“Kami siap laksanakan proyek monorel sesuai jadwal,” ujar John dalam keterangan tertulisnya yang diterima detik, Senin (24/2/2014).
Gubernur
DKI Jakarta Joko Widodo menyatakan masih tetap melanjutkan kerjasama
dengan PT Jakarta Monorail. Dia beralasan pihaknya hanya bersifat
melanjutkan dalam pembangunan kereta layang cepat yang sempat mangrak
bertahun-tahun itu.
“Kenapa kita lanjutkan dengan JM karena mereka masih pegang kontrak, PKS
(perjanjian kerjasama)-nya belum pernah dihentikan dengan pemprov,”
kata dia di Balai Kota, Selasa (25/2/2014).
Jokowi, begitu ia
biasa dipanggil mengatakan sejak awal ia tidak langsung mengganti
perusahaan pelaksana proyek karena khawatir akan digugat. Alasan
tersebut ia duga membuat gubernur sebelumnya juga tak mengganti
perusahaan pelaksana.
“Kalau itu diberhentikan dulu pasti dia
menggugat, kalau saya hentikan juga digugat, daripada itu gugat
menggugat dan bisa berpuluh tahun, okelah dilanjutkan, saya tidak
masalah dia mau berpartner sama siapapun,” kata Jokowi.
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar