Selasa, 11 Februari 2014

Ssstt...Jokowi Nyapres Bergantung Pembisik Mega

Jika pada akhirnya Megawati Soekarnoputri mencapreskan Jokowi sebelum Pileg 9 April 2014, maka keputusan itu murni pertimbangan  pribadi Megawati Soekarnoputri tanpa pengaruh siapapun. Hal itu diungkapkan inisiator PDI Perjuangan Pro Jokowi  (PROJO)  Fahmi Alhabsyi .
"Jadi jika ada yang berpikir  bahwa jika Megawati mencapreskan Jokowi sebelum pileg karena survei-survei, atau karena gerakan PROJO saat ini adalah salah besar dan keliru. Bahkan seorangpun Puan Maharani pun tidak bisa mempengaruhi keputusan Megawati. "ujar Fahmi Alhabsyi di Jakarta, Selasa (11/2/2014) siang.
Fahmi menambahkan Megawati adalah sosok yang sama persis seperti karakter ayahnya Bung Karno yang menempatkan kepentingan bangsa, ideologi dan harapan rakyat yang terkandung didalamnya, diatas kepentingan keluarga atau pribadi.
"Jadi 'pembisik' Megawati hanya dua  yaitu Tuhan Yang Maha Esa dan harapan rakyat yang terkandung di dalamnya. Di luar itu 'pembusuk'. Beliau pun bisa melihat & merasakan vibrasi  rakyat ketika Jokowi berada di tengah-tengah rakyatnya, dan harapan publik agar PDI Perjuangan  mengambil jalan yang "terang " dan "tidak remang-remang" sebelum pileg," ujar aktivis UI 98.
Keputusannnya bersikap oposisi pada pemerintahan SBY adalah bukti kongkrit bahwa keinginan almarhum suaminya saja tidak dituruti untuk berkoalisi, karena beliau melihat dan merasakan harapan rakyat yang begitu besar agar PDI Perjuangan menjadi penyeimbang pemerintahan SBY, yang  jauh diatas harapan keluarga dan sebagian elit partai saat itu yang ingin 'menikmati lezatnya' pemerintahan,
Sikap kenegarawanan  beliau tidak perlu diragukan lagi ketika soal kebenaran , keadilan dan prinsip yang harus diambil demi kepentingan ideologi-kehormatan Bung Karno dan bangsa,  sebagaimana keteladanan gusti kanjeng Nabi Muhammad yang pernah berucap "jika Fatimah mencuri pun niscaya aku potong tangannya".
Sikap positif Megawati yang sudah terbangun bertahun-tahun ini  diyakini PDI Perjuangan Pro Jokowi tidak akan dipertaruhkan hanya untuk memenuhi keinginan dan agenda partai lain yang sangat mengharapkan Jokowi dicapreskan sebelum pileg, agar kemenangan PDI Perjuangan sejatinya kemenangan  ideologi bung karno bisa dibendung sejak awal, dan juga agenda untuk dapat memasarkan bersama Jokowi sebagai 'icon' kampanye.
"Publik tidak melihat bedanya PDI Perjuangan, PPP atau  partai apapun toh sama-sama mencapreskan Jokowi sebelum pileg. Politik itu kan kemampuan memenangkan presepsi publik , dan tujuan partai poltik kecuali partai  'diakhirat', adalah target memenangkan kursi pileg sebanyak mungkin," ujarnya.
"Melihat fenomena partai-partai tengah memasukkan Jokowi sebagai capres mereka jelang kampanye, maka yang sangat diuntungkan adalah Jokowi dan partai-partai tengah tersebut. Ironisnya bencana politik tak terperikan justru menimpa PDI Perjuangan yang selayaknya 'menikmati' anugerah Tuhan jika tidak segera meninggalkan "jalan abu-abu", karena nasib PDI Perjuangan & Jokowi akhirnya ditentukan oleh kerja tangan, garis tangan dan campur tangan pada 2014 ini," pungkasnya.

Sumber :
republika.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar