Malayan Banking Bhd
(Maybank) dan Morgan Stanley memandang, jika Gubernur DKI Jakarta Joko
Widodo (Jokowi) memenangkan pemilu presiden tahun ini, rupiah akan
melesat dan perkasa. Masalahnya, Jokowi belum masuk bursa calon presiden
(capres).
Kepala Riset Valuta Asing Maybank Saktiandi Supaat di
Kuala Lumpur mengatakan, nilai tukar rupiah diprediksi akan menguat 7,6
persen menjadi Rp 11.300 per dollar AS pada akhir tahun ini jika Jokowi
yang sangat populer ini memenangkan pemilu. Bila Jokowi tak menang,
rupiah hanya akan menembus level Rp 11.700 per dollar AS.
"Pasar
akan merespons sangat positif (kemenangan Jokowi). Sejauh ini, ia telah
mengatur administrasi yang bersih dengan nilai partisipasi dan
demokrasi yang kuat. Ini sesuatu yang sangat dibutuhkan Indonesia yang
masih muda demokrasinya," kata Kepala Riset Pasar Finansial Asia Pasifik
Rabobank International di Hongkong Michael Every, dikutip dari Bloomberg, Selasa (11/2/2014).
Sementara
itu, Morgan Stanley memandang rupiah akan menguat ke Rp 11.800 per
dollar AS, dengan asumsi Jokowi adalah capres. Presiden RI terpilih akan
diwariskan perlambatan ekonomi yang diwarnai korupsi, masih
menyesuaikan diri terhadap pengurangan stimulus moneter AS, dan rupiah
yang melemah 21 persen.
"Dengan Jokowi yang berada di puncak teratas polling capres, hal ini cukup untuk menghapus kekhawatiran politik selama pemilu," kata analis Morgan Stanley di Hongkong.
Performa
rupiah melorot 21 persen tahun 2013 lalu, merupakan yang paling
terpuruk setelah peso Argentina dan terburuk sejak tahun 2000.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar