Senin, 27 Januari 2014

Jokowi Awasi Langsung Perbaikan Jalan Rusak

Sejumlah ruas jalan rusak di Jakarta akibat terendam banjir dua pekan kemarin mulai diperbaiki, Senin (27/1/2014). Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) pun terjun langsung mengawasi. Namun, perbaikan itu belum dijalankan serempak di semua wilayah dan tak diimbangi dengan pemasangan rambu peringatan.
Rambu ini penting agar pengguna jalan lebih berhati-hati sehingga meminimalkan terjadinya kecelakaan.
Menurut Jokowi, walaupun saat ini Pemerintah Provinsi DKI mulai menerapkan sistem belanja elektronik, praktik penyimpangan masih bisa terjadi. Sebab, di sejumlah ruas, kerusakan terlalu cepat terjadi dari toleransi waktu yang semestinya.
”Sistem belanja elektronik sudah bagus, tetapi harus dicek di lapangan. Bisa saja yang seharusnya bahan yang dibutuhkan kualitas A, tetapi malah disediakan bahan dengan B. Butuhnya bahan dengan KW 1, tetapi diberi bahan KW 3. Dari mana bisa mengetahui jika tidak dari pengawasan lapangan,” ujarnya.
Jokowi mengakui, memperbaiki jalan di kala musim hujan tantangannya berat. Sebab, guyuran air di lokasi perbaikan jalan memperburuk kualitas perbaikan. Karena itu, kekuatan jalan tidak bertahan lama. Namun, untuk jalan yang rusak dalam hitungan hari itu perlu dicek penyebabnya.
Pendapat Jokowi diamini Juaini, Kepala Bidang Pemeliharaan Jalan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta.
Saat ini persoalan terberat adalah mencari waktu perbaikan jalan yang harus berkejaran dengan hujan. Petugas perbaikan jalan bekerja setiap saat ketika cuaca cerah, tidak sedang hujan.
”Setelah dua hari terakhir ini cerah, kami dapat memperbaiki 30 ruas jalan yang rusak. Kami memprioritaskan kerusakan jalan di tempat yang paling parah dan membahayakan keselamatan pengguna jalan,” kata Juaini.
Terkait hal itu, masyarakat dapat melaporkan tempat dan kondisi kerusakan jalan. Informasi itu bisa disampaikan melalui media sosial Twitter @poskodpudki atau menghubungi nomor telepon ke 021 3844444.
Menurut Juaini, informasi itu akan segera direspons secepat mungkin. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengakui sulit mengatasi masalah aspal yang berlubang akibat tergenang air.
”Aspal hotmix yang terendam air pun habis. Solusinya dibeton, tetapi itu makan waktu lama. Menyelesaikan konstruksinya lama. Ketika selesai mengecor pun, baru dua minggu lagi bisa dilintasi,” ujar Basuki.
Karena itu, cara paling mudah dan cepat adalah dengan tidak membiarkan jalan tergenang dalam waktu lama. Untuk itu, seluruh pompa harus berfungsi optimal dan seluruh saluran air harus bersih dari sampah.
Basuki juga mempertanyakan ruas jalan aspal yang cepat rusak. Ia pun meyakini ada yang tidak semestinya terjadi jika kerusakan jalan terjadi amat cepat. Misalnya, biaya yang lebih mahal dari biaya semestinya.
”Tender-tender kita memang jadi masalah. Sistem kita konyol. Makanya saya akan rapat soal pengadaan barang dan jasa,” ujarnya.

Genangan

Air yang menggenangi badan jalan membuat kualitas jalan menurun. Kerusakan karena genangan air ini terjadi di banyak ruas jalan di Jakarta.
Kerusakan itu tampak di Jalan Casablanca, Kota Kasablanka, Jakarta Selatan. Selain berlubang dan bergelombang, lapisan aspal mengelupas sehingga kerikil berserakan. Kerusakan jalan juga terjadi di Jalan KH Mas Mansyur hingga TPU Karet. Selain rusak dan berlumpur akibat bekas galian yang tidak dirapikan pelaksana proyek, di beberapa titik tampak aspal mengelupas dan membuat permukaan jalan bergelombang.
Lubang di jalan yang bermunculan di sejumlah ruas jalan utama pascabanjir masih banyak yang belum diperbaiki. Lubang- lubang itu bertebaran di banyak lokasi dan kedalamannya 5-15 sentimeter. Kerusakan jalan itu tampak di Jalan Gunung Sahari.
Kerusakan jalan yang belum diperbaiki tampak di Jalan Pejompongan, Penjernihan, Jalan Galunggung, Jakarta Pusat, dan Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan. Pengendara sepeda motor harus ekstra berhati-hati karena rawan kecelakaan.
Ardi (35), pengendara sepeda motor, mengaku hampir terjatuh karena kehilangan keseimbangan setelah tidak sengaja harus menerabas jalan berlubang.
Kerusakan jalan juga terjadi di beberapa titik di Ciledug Raya, Jakarta Selatan, di antaranya di jalanan menjelang masuk jalan tol JORR yang baru dioperasikan. Jalanan yang sering tergenang air di kawasan itu mengakibatkan jalanan berlubang dan lapisan aspal mengelupas.
Di Jakarta Timur, sejumlah ruas jalan yang rusak parah belum diperbaiki. Paling parah, ruas Jalan Abdullah Syafei yang terendam banjir luapan Kali Ciliwung kondisinya hancur berantakan. Akibatnya, kendaraan yang melintas ekstra hati-hati.
Di Jalan Otista Raya, kerusakan di sejumlah ruas jalan itu juga masih dibiarkan menganga. Belum ada yang dilapisi kembali dengan aspal sehingga setiap kendaraan harus berhati-hati saat melintas, terutama pada malam hari.

Sumber :
kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar