Hasil survei yang dilakukan lembaga survei Indikator Politik Indonesia pimpinan Burhanudin Muhtadi pada 10-20 Oktober 2013 di 33 provinsi di Indonesia menjawab hal tersebut. Elektablitas PDIP di Pileg bisa terdongkrak sampai 37,8% jika masyarakat tahu PDIP mencapreskan Jokowi, tentu yang dimaksud melalui deklarasi capres.
Dengan perolehan angka 37,8%, PDIP bisa saja mengusung capres sendiri, atau membuat koalisi kecil dengan beberapa mitra koalisi untuk memperkuat parlemen. Namun rupanya PDIP tak ingin buru-buru bicara pencapresan Jokowi,
"Capres PDIP diputuskan April setelah Pileg," kata Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo kepada detikcom, Selasa (10/12/2013).
Padahal jika PDIP terlambat mendeklarasikan Jokowi, perolehan suara di Pemilu 2014 diprediksi tak sebesar itu. Mengejar target Ketum PDIP meraih 20% suara saja tak sampai.
Jika tak mencapreskan Jokowi, PDIP bahkan tak akan memenangkan Pemilu 2014. PDIP diprediksi hanya duduk di urutan dua dengan raihan 14,4% suara, dikalahkan Partai Golkar yang meraih 21,8% suara.
Berikut hasil survei terbaru Indikator yang dirilis Kamis (21/11/2013) lalu:
- Jika Jokowi jadi capres PDIP :
- PDIP: 37,8%
- Golkar: 14,6%
- Gerindra: 6,6%
- Partai Demokrat: 5,4%
- PPP: 3,6%
- Hanura: 3,5%
- PAN: 2,5%
- PKB: 2,5%
- NasDem: 1,4%
- PKS: 0,6%
- PBB: 0,3%
- PKPI: 0%
- Belum tahu: 21,1%
- Jika PDIP tak mencapreskan Jokowi :
- Golkar: 21,8%
- PDIP: 14,4%
- Gerindra: 11,1%
- Partai Demokrat: 8,2%
- Hanura: 6%
- PKB: 5,8%
- NasDem: 3,9%
- PPP: 3,5%
- PKS: 2,7%
- PAN: 1,1%
- PKPI: 0,7%
- PBB: 0,3%
- Belum Tahu: 20,5%
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar