Tabrakan yang terjadi antara kereta listrik dengan truk tangki mengejutkan banyak pihak. Kejadian itu telah menewaskan tujuh orang dan puluhan lainnya mengalami luka.
Mencegah kejadian serupa terulang kembali, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan pemerintah pusat berencana untuk membangun kereta layang (elevated rail) di kawasan rawan kecelakaan. Direncanakan, proses pembangunan dimulai tahun 2014.
"Tahun depan. Nanti gambar belum ada. Nanti pake desain. Tahun depan bisa. Titiknya kemarin rencana 12, kita cancel karena keputusan di kantor wapres kemarin, semua kereta dalam kota elevated rail," ujar Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (10/12/2013).
Meski demikian, Jokowi mengakui perencanaan pembangunan kereta layang ini sudah sangat terlambat.
"Kita ini memang terlambat bangun underpass dan flyover. Tahun depan, meskipun memang lama bangun elevated rail, di beberapa titik tetap underpass," tandasnya.
Sejauh ini, gambar perencanaan yang sudah selesai dilaksanakan adalah jalur kereta layang di kawasan Permata Hijau, Jakarta Selatan. "Desain yang sudah pegang gambar baru Permata Hijau dan beberapa. Satu tahun dengan desain bisa saja," pungkasnya.
Ditemui di tempat yang sama, Menhub EE Mangindaan mengakui ada hambatan dalam perencanaan pembangunan jalur kereta layang (elevated rail) di kawasan rawan kecelakaan kereta. Yakni soal penganggaran pembangunan.
"Hambatannya penganggaran. Kita bicara dengan DKI 2 tahun lalu. Mereka kemudian bicara dengan DPRD, mungkin itu yang lama. Anggarannya triliunan, saya lupa besarannya," ungkap Mangindaan.
Dia menambahkan, Kementerian Pekerjaan Umum siap mengerjakan proyek tersebut. Untuk pendanaannya juga bisa diambil dari berbagai macam cara.
"Dananya PPP, bisa BUMN, bisa APBN atau swasta, jadi memang masalah anggaran itu," tandasnya.
Sumber :
merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar