Selasa, 10 Desember 2013

Ahok Keluar dari Gerindra, Jokowi Melenggang ke Istana

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kabarnya akan meninggalkan Gerindra partai yang sudah menjadikannya orang nomer dua di jajaran birokrasi Pemerintahan DKI Jakarta, kabar yang berhembus kencang seiring semakin intensifnya pertemuan yang dilakukan oleh Ahok dengan para petinggi PDI Perjuangan, pertemuan yang sangat mensinyalir kuatnya rencana Ahok untuk ikut satu gerbong dengan PDI Perjuangan untuk memuluskan langkah Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) maju pada pencalon presiden 2014.
Kabar akan hengkangnya Ahok dari partai Gerindra besar kemungkinan dampak dari perseteruannya dengan beberapa petinggi partai Gerindra, seperti yang beritakan oleh banyak Media beberapa waktu lalu Ahok mendapat teguran dari partai Gerindra karena tidak populisnya kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh Ahok, kebijakan yang dipandang tidak menguntungkan bagi partai Gerindra di tahun politik 2014 nanti.  Gerindra membutuhkan 20% suara nasional jika ingin melancarkan niatnya mengusung Prabowo di pemilihan presiden,
Bukannya tunduk dengan teguran petinggi Gerindra Ahok malah membalas teguran itu dengan siap keluar dari Gerindra karena merasa sudah tidak nyaman lagi berada di partai yang didirikan oleh Prabowo itu. Basuki Tjahaja Purnama atau yang lebih dikenal sebagai Ahok memang dikenal cukup sensitif jika kebijakan yang dia ambil ketika sebagai Wakil Gubernur mendapat pertentangan atau reaksi negatif, Ahok bahkan tidak segan bersikap tegas terhadap penolakan kebijakan yang dibuatnya, kejadian Ahok sering mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang sering menimbulkan kontroversi di masyarakat, seperti menyebut pelajar yang membajak bus Kopaja dengan sebutan yang banyak mengundang respon dengan mengatakan pelajar itu ‘bajingan’. memang cukup berpengaruh terhadap presepsi publik
Ada agenda penting yang bisa terjadi jika Ahok memang benar keluar dari Gerindra, lapangnya langkah Jokowi untuk melenggang ke Istana sudah bisa dipastikan akan terjadi dengan sudah tidak terikatnya Ahok dengan partai yang akan menjadi rival PDI Perjuangan pada pemilu 2014, apalagi jika spekulasi yang berkembang benar adanya bahwa keluarnya Ahok dari gerindra adalah untuk pindah menjadi satu gerbong dengan Jokowi di PDI Perjuangan.
Politik memang susah ditentukan arahnya, banyak perkembangan politik yag terjadi menjelang 2014 nanti, perebutan kekuasaan tertinggi di negeri ini dijadikan acuan semua pelaku politik untuk melakukan segala cara demi memuluskan kepentingan politiknya, jika benar Ahok mengambil langkah unutk keluar dari gerindra, besar kemungkinan itu adalah langkah politik yang diambil oleh Ahok untuk ambisi politiknya menjadi Gubernur DKI Jakarta, jabatan yang sudah pasti akan ditinggalkan oleh Jokowi ketika dia melenggang menjadi RI 1.
Terkondisikannya kepentingan politik adalah hal yang wajar dilakukan oleh para pelaku politik, tapi alangkah lebih bijak jika kepentingan itu sebagai wujud tanggug jawab para pelaku politik untuk memperjuangkan kepentingan rakyat, kemakmuran harkat hidup rakyat harus menjadi tujuan utama setiap kepentingan politik yang terjadi di negeri ini.
Jokowi dan Ahok menjelma menjadi pemimpin-pemimpin muda yang saat ini eksistensinya cukup di berikan apresiasi positif di masyarakat, kemampuan mereka dalam menjalankan tugas memimpin Pemerintahan DKI sebagai bukti nyata bahwa mereka adalah tokoh muda Harapan Bangsa, tapi intrik politik yang saat ini berkembang bisa menjadi bumerang kecermelangan nama mereka di kancah perpolitikan bangsa ini, jika tidak berhati-hati menyikapi perkembangan politik yang terjadi, sangat mungkin nama yang sudah cukup harum di mata masyarakat akan hilang berubah menjadi aroma kebusukan politik.

Sumber :
kompasiana.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar