Elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) di atas angin. Sinyal pencapresan Jokowi semakin jelas. Lalu kenapa PDIP memilih mengulur deklarasi
pencapresan Jokowi?
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri memang
telah menegaskan partainya baru akan mendeklarasikan capres setelah
Pileg 2014 mendatang. Mega menuturkan partainya masih fokus mengejar
target meraih 20% suara di Pemilu 2014 mendatang.
Lalu kenapa
PDIP menunda deklarasi pencapresan Jokowi yang sudah sangat jelas
isyaratnya? Hal ini menjadi perhatian karena sejumlah survei politik
menunjukkan pencapresan Jokowi bakal mendongkrak suara PDIP sampai di
atas 35% suara. Tak hanya mencapai target yang diserukan Mega, bahkan
bisa mengusung pasangan capres sendiri.
Menurut pengamat politik
yang juga surveyor Indo Barometer, M Qodari, bukan tanpa alasan Mega
menunda-nunda deklarasi pencapresan Jokowi. Baginya, sudah jelas
deklarasi pencapresan Jokowi tinggal masalah waktu saja. Deklarasi
pencapresan Jokowi sengaja ditunda untuk mencegah adanya serangan yang
lebih tajam lagi.
"Memang paling aman dideklarasikan setelah
Pileg. Jadi yang mau nyerang juga setelah Pileg," kata Qodari, Selasa (10/12/2013).
Melihat pernyataan-pernyataan
politik Mega, Qodari menduga deklarasi pencapresan Jokowi tak lama lagi.
Apalagi Mega sudah mengundang sejumlah tokoh yang digadang bakal
menggantikan Jokowi di DKI. Tentu tokoh seperti Teten Masduki, Rieke
Diah Pitaloka, atau Komaruddin Hidayat yang sudah dijamu makan siang
Mega berpeluang menjadi Wagub DKI mendampingi Basuki Tjajaha Purnama (Ahok)
yang bakal jadi Gubernur DKI.
"Siapa tahu Jokowi dideklarasikan
Februari atau Maret nanti. Kalau pengganti Jokowi, secara kepartaian
yang berhak mengusulkan kan PDIP," tandas Qodari yang menilai Teten
Masduki yang paling pas menggantikan Jokowi memimpin DKI ini.
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar