Kamis, 05 Desember 2013

Jokowi Berkejaran dengan Banjir

Ditutupi terpal biru dan seng, lokasi proyek sumur resapan di Jalan Raya Pasar Minggu menuju Pancoran, Jakarta Selatan, itu juga belum selesai. Sejumlah pekerja terlihat sedang beristirahat dan memberhentikan berputarnya mesin bor power rig.
Wajah Edi tampak lesu. Sambil turun ke kali yang ada di sebelah pengeboran, tukang bor sumur resapan ini membersihkan mata mesin bor dari gumpalan kotoran tanah dengan kedua tangannya.
Sesekali ia juga membersihkan kaus oblongnya yang kotor karena pengeboran tanah. “Belum selesai Mas yang ini. Agak susah. Yang bagian sana dua lubang sudah selesai,” katanya saat ditemui detik, Rabu (04/12/2013).
Sudah lebih dari tiga pekan pengerjaan proyek di Jalan Raya Pasar Minggu ini belum kelar. Meski belum selesai, lokasi pengeboran di pinggir jalan ini tidak menyebabkan arus jalan jadi macet. Menurut Edi, kesulitan pengerjaan pengeboran sumur di areal ini karena dekat dengan akses jalan trotoar serta banyak kabel yang tertanam.
Belum lagi tanah yang keras dengan beberapa saluran pipa mengarah ke kali menjadi persoalan lain. Di areal ini ada tiga titik yang perlu dibor dan dipasang sumur resapan.
Dua titik sudah berhasil diselesaikan dan tinggal penyelesaian tahap akhir. Agar bisa selesai sesuai target, Edi dan rekan-rekan mengebut pengerjaannya. “Kita dapat areal yang agak susah, Mas. Ini kita kebut supaya sebelum akhir Desember sudah kelar,” ujarnya.
Begitupun dengan lokasi pengeboran di Jalan Rasuna Said depan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Kuningan. Karena ada galian fiber optic, pengeboran di titik ini agak terganggu dan harus disesuaikan dengan penyelesaiannya.
Tampak beberapa ruas pinggir jalan hingga Pasar Festival Kuningan memang sedang digali untuk pengerjaan fiber optic. “Kira-kira seminggu lagi Mas selesai. Yang galian fiber ini sudah hampir selesai kok,” kata seorang pekerja galian fiber optic, Ratno, ketika ditemui detikcom, Rabu (04/12/2013).
Saat dilihat Rabu siang, pekerja pengeboran tidak tampak di lokasi. Mesin bor power rig dibiarkan mati dan menggantung di atas lubang berdiameter sekitar 40 sentimeter.
Menurut Ratno sulitnya pengeboran karena lapisan tanah yang keras serta banyaknya kabel menjadi penyebab. Belum lagi target pengeboran 60 meter yang cukup sulit. “Tukang-tukangnya lagi survei kali, Mas. Mang ini lokasi susah,” ujarnya.
Meski demikian, di beberapa titik lokasi pegeboran sumur lain sudah selesai. Misalnya di depan halte Tugu Tani Jakarta Pusat serta Taman Mini Jakarta Timur tampak tidak ada pengerjaan lagi. Lubang yang bekas digali dan dibor sudah rapi dan ditutup.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral DKI Jakarta Andi Baso mengatakan seluruh pengeboran sumur resapan yang baru hingga akhir tahun ini berjumlah 1949 di 200 titik lokasi. Ia mengklaim sekitar 70 persen di berbagai titik lokasi sudah rampung dikerjakan.
Sisanya yang belum, terhambat sulitnya pengeboran karena faktor terbatas lahan kosong, banyaknya kabel dalam tanah serta tanah yang keras. “Dikerjakan dulu sampai maksimal yang susah-susah dibor. Berapa yang selesai terpasang ya itu akan berguna mengurangi genangan air,” kata Andi kepada detikcom, Kamis (05/12/2013).
Andi menjelaskan 1949 titik lokasi pengeboran sumur resapan itu ditentukan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral dengan Dinas Pekerjaan Umum DKI. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menargetkan setiap perusahaan kontraktor bisa menyelesaikan pada bulan ini untuk menekan terjadinya banjir besar. Tapi, kalau areal yang sulit dikerjakan diberikan waktu tambahan.

Sumber :
detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar