Kamis, 05 Desember 2013

Si Pembonceng Gelap (Bagian 4): Ahok Tak Mungkin Jegal Jokowi

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sejauh ini tidak melihat adanya persoalan duet Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam memimpin DKI Jakarta. PDIP tak mengkhawatirkan munculnya pernyataan Ahok yang merasa direcoki kerjanya oleh orang di partainya, Gerindra.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDIP Eva Kusuma Sundari mengatakan Ahok juga bukan orang yang culas yang akan menjegal Jokowi. "Karena kalau paket ini (duet Jokowi-Ahok) gagal, juga buruk bagi dia," kata Eva, Rabu (04/12/2013).
Jadi, anggota Komisi Hukum DPR ini menegaskan ia tidak percaya adanya dugaan konspirasi bahwa Ahok dimanfaatkan oleh orang Gerindra untuk membuat beberapa program kerja Jokowi tidak berjalan.
"Aku kenal Ahok, dia bukan orang yang gampang disuruh-suruh orang. Dia tulus kok ke Pak Jokowi, lagipula karena ya itu tadi, paket ini kalau mau pembusukan yang rugi dia sendiri,” ujar Eva.
Eva mengaku senang Ahok tidak bisa dibelok-belokan oleh kepentingan tertentu. "Dia tak bisa digertak, tidak bisa diancam-ancam walaupun atas nama partai. Intinya saya percaya Ahok bukan menjalankan agenda orang lain tapi lebih kepada sikap pribadi dia dan serangan juga untuk pribadi-pribadi,” jelasnya.
Pengamat politik dari Universitas Tirtayasa Banten, Gandung Ismanto, menilai pernyataan Ahok yang mengaku direcoki Gerindra dalam kebijakan dan program-program di DKI merupakan bentuk tarik menarik kepentingan partai yang memang telah menjadi fakta yang terjadi menjelang tahun politik 2014.
"Tarik menarik kepentingan ini menghasilkan hubungan yang saling mengintervensi," kata Gandung kepada detikcom, Selasa (03/12/2013).
Gandung pun melihat hal itu juga menunjukkan tidak hormonisnya hubungan sang Wakil gubernur DKI itu dengan Gerindra dalam jangka pendek dan dalam konteks regional Jakarta.
Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada, Ari Dwipayana, yang mengaku mengapresiasi sikap Ahok menilai sikap Wakil Gubernur DKI itu memang tidak lazim dalam perpolitikan atau pejabat yang diusung oleh partai.
Ari mengatakan jarang ada pejabat yang berani mengatakan kepada partai pendukungnya. Keberanian Ahok juga dapat disebut mendobrak sistem komunikasi internal partai sebagaimana yang lazimnya terjadi.
“Iya saya kira, bagus, Ahok itu berani mengatakan 'tidak' kepada partai pendukungnya karena dia yakin kebijakan itu tepat dan dia tidak mau dipakai sebagai instrumen untuk membuat hubungannya dengan kepala daerah atau gubernur menjadi memburuk,” katanya kepada detikcom, Selasa (03/12/2013).

Sumber :
detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar