Dari delapan fraksi di DPRD DKI Jakarta, tiga fraksi tidak ikut
mengusulkan interpelasi kepada Gubernur DKI Joko Widodo. Salah satunya
Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
F-PKS semula banyak
membicarakan program Kartu Jakarta Sehat (KJS). Namun, tidak satu pun
anggotanya yang ikut menandatangani usulan interpelasi.
"Kami
sudah tawarkan, mereka tidak mau sebab Ketua Fraksi PKS sedang tidak
ada. Kami menghargai sikapnya, tidak apa-apa," tutur Taufiqurrahman,
salah seorang inisiator interpelasi program KJS yang juga anggota Fraksi
Partai Demokrat DPRD DKI Jakarta, Rabu (29/5/2013), di kantornya.
Usulan
interpelasi resmi diajukan kepada Ketua DPRD DKI Jakarta pada Rabu
(22/5/2013). Ketika itu t32 anggota DPRD DKI menandatangani usulan.
Beberapa hari kemudian Fraksi Partai Golkar dan Partai Persatuan
Pembangunan menarik dukungannya.
Sampai hari ini, terdapat 27
orang pengusul interpelasi yang menjadi anggota Fraksi Partai Demokrat
(20 orang), Fraksi Hanura Damai Sejahtera (5 orang), dan Fraksi PAN-PKB
(2 orang).
Igo Ilham, anggota Fraksi PKS, mengaku tidak tahu
dengan rencana tersebut. Sikap fraksi juga tidak merespons adanya usulan
interpelasi. "Tidak ada rapat dan arahan dari fraksi. Saya sendiri
tidak tahu ada interpelasi," kata Igo Ilham.
Interpelasi anggota
DPRD DKI terkait program KJS adalah untuk mempertanyakan mengapa terjadi
gejolak di rumah sakit penyedia layanan program itu. Persoalan
berikutnya yang ingin ditanyakan adalah legalitas program KJS yang
terlambat dibuat. Menurut Taufiqurrahman, program tersebut bergulir
sejak November 2012, tetapi baru dibuat legalitasnya April 2013.
"Satu
lagi soal keterlibatan PT Askes dalam kerja sama KJS. Kami tidak pernah
diajak bicara. Padahal program ini menyangkut pengelolaan dana senilai
Rp 17 miliar dengan PT Askes," kata Taufiqurrahman.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar