Kartu Jakarta Sehat (KJS) kembali dibagikan Gubernur DKI Jakarta Joko
Widodo beberapa waktu lalu. Anggota Komisi A DPRD DKI Taufiqurrahman
menuding Jokowi melakukan pencitraan.
"Seharusnya tidak Gubernur
secara langsung yang membagikan KJS. Itu kan sebagai politisasi,
sebagai pencitraan," ujar Taufiqurrahman saat dihubungi wartawan, Rabu
(29/5/2013) siang.
Menurut Taufiqurrahman, pembagian KJS harus
dibagikan oleh pihak puskesmas, RT atau RW. Hal ini karena pihak itulah
yang bersentuhan secara langsung dengan warga miskin DKI peserta KJS.
Jokowi,
lanjut Taufiqurrahman, tak seharusnya turun langsung membagikan KJS ke
masyarakat. Menurutnya, gubernur seharusnya membenahkan permasalahan
mundurnya 16 rumah sakit swasta di program KJS tersebut.
"Saya
enggak tahu maksudnya dia itu apa. Yang harusnya dia lakukan bagaimana
melobi dokter, kesejahteraan perawat, dan agar rumah sakit itu tidak
keluar dari program KJS," ujar Taufiq.
Selasa lalu, Jokowi
membagikan 1.733.991 KJS. Jumlah itu terdiri dari 339.333 di Jakarta
Pusat, 105.715 di Jakarta Utara, 435.979 di Jakarta Barat, 337.449 di
Jakarta Selatan, 502.500 di Jakarta Timur, dan 12.165 di Kepulauan
Seribu.
Selain itu, Jokowi meninjau tiga lokasi pembagian, yakni
Puskesmas Kecamatan Koja, Kecamatan Pasar Rebo, dan Kecamatan
Kalideres. Kedatangan sang gubernur ditanggapi positif oleh warga. Hal
tersebut dilihat dari antusiasme warga yang ada.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar