Aksi corat coret si tangan jahil di fasilitas umum kian menambah kumuh
wajah Jakarta. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) ingin menghapus
tradisi corat coret dan menyulap Ibukota menjadi kinclong.
Budaya
corat coret biasanya dilakukan oleh anak-anak sekolah. Ulah tangan
jahil ini membuat fasilitas umum tampak jorok dan kotor.
Jokowi
mendambakan Jakarta lebih cerah dan bersih. Ia meminta pelaku corat
coret fasilitas umum dihukum ringan hingga dikenai denda.
Berikut 4 Jurus Mabuk Jokowi Bikin Si Tangan Jahil Kapok Corat Coret:
Hukuman Buat Jera
Corat-coret di fasilitas umum
(fasum) alias vandalisme di DKI dinilai lebih sering dilakukan anak-anak
sekolah. Untuk itu, Dinas Pendidikan DKI diminta mengajak anak-anak
sekolah tak melakukan vandalisme. Pelaku vandalisme juga diminta
diberikan hukuman.
"Dinas Pendidikan? Nggak ada? Asisten tolong
diperingatkan. SMA, SMK, SMP, sudah 5 lokasi, itu adalah kewajiban dari
Dinas (Disdik), mengajak siswanya tidak corat-coret di fasilitas umum,"
tegas Jokowi.
Hal itu disampaikan Jokowi di hadapan jajaran SKPD
di Balai Agung, Balai Kota DKI, Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan,
Jakarta Pusat, Senin (6/5/2013).
Jokowi menambahkan, untuk
mendidik dan membuat jera, hendaknya pelaku vandalisme ini dihukum.
Karena membuat fasum tampak jorok dan kotor.
"Memang perlu
peringatan keras Pak Satpol, harus ada tindakan hukum ringan, agar tidak
jadi kebiasaan, kebudayaan di kita. Saya harapkan sebulan lagi kota ini
lebih cerah. Sudah dicat," harap dia.
SKPD Gesit Bersih-bersih
Jokowi meminta SKPD bekerja
lebih gesit untuk membersihkan lingkungannya. Dari membersihkan coretan
vandalisme, mengecat fasilitas umum hingga kantor, merapikan taman
hingga penataan pasar.
"Saya berharap kegiatan di Mei, lebih
cepat. Masyarakat merasakan kita hadir dan kita bergerak. Tiap hari saya
muter seluruh wilayah. Saya lihat sudah ada perubahan secara fisik yang
digerakkan camat, dinas, SKPD. Dengan anggaran kita yang besar, menurut
saya pergerakan harus segera dikerjakan. Jangan sampai kegiatan di
November masih kita kerjakan di tahun ini," papar Jokowi.
Hal itu
disampaikan Jokowi di hadapan jajaran SKPD di Balai Agung, Balai Kota
DKI, Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin
(6/5/2013). Jokowi meminta SKPD gigih mengatasi masalah lingkungan
kambuhan di wilayah kerjanya masing-masing.
"Saya minta Dinas dan
camat, gini cat, ginikan lagi, cat lagi. Habis dicat tungguin lah
sebulan, Pak Satpol. Kalau perlu diambillah, harus diberi pelajaran.
Harus tegas, untuk problem-problem riil di lapangan. Dinas Kebersihan
sampai di daerah Senen, Terminal Grogol, tempelan spanduk
liar,tempelan-tempelan, sedot WC, sampai hapal saya, di semua tempat.
Ini bagian Satpol PP. Di protokol-protokol sudah mulai lagi, bersihkan
lagi. Ini kuat-kuatan kok," jelas Jokowi sambil presentasi.
Jokowi
juga meminta kecamatan dan kelurahan membuat tempat khusus spanduk atau
media beriklan khusus. Hal itu agar warga tak lagi menempel iklan liar
di fasilitas umum yang tidak pada tempatnya. Pengemis kambuhan di halte
busway dan di masjid juga perlu diperhatikan karena kalau dibiarkan,
semakin banyak dan bertambah. Masalah terminal bayangan pun tak luput
pengamatan.
"Terminal bayangan di Kampung Rambutan, sudah
berpuluh tahun didiamkan saja, kemacetan berkilo-kilo. Masalah teknis
perlu keseriusan Dishub, Satpol PP. Di Kebon Jeruk juga. Harus didorong
dengan jelas, Pasar Rebo juga," jelas Jokowi.
Pengecatan fly over
dan pembatas jalan, diharapkan mulai bulan Mei 2013 sudah bisa
dikerjakan. Jokowi mencontohkan seperti pembatas jalan di Pasar Genjing,
Jalan Raya Bogor, Jalan Tubagus Angke, Jalan Senen Raya bila tidak
mampu mengecat, ditutup saja dengan tanaman.
"Saya lihat di
beberapa tempat sudah selesai. Ini 10-15 tahun nggak diapa-apain, item
semua, corat-coret. Ini sabagian kita yang kecil-kecil, kita kerja
detail, kita tutup aja pakai tanaman rambat yang ijo, murah. Pandangan
kita jadi ijo. Nggak dicat nggak apa-apa, dikasih pot, tanaman rambat
Ini kesannya keras, dari sisi keramahan kotanya nggak kita tayangkan,"
imbau dia.
Begitupun penataan pasar. Jokowi meminta para SKPD
menata lokasi binaan pedagang agar suatu hari tak bau dan becek.
Pedagang juga jangan dibebani biaya sewa yang mahal.
Taman-taman kota yang kecil ditata, kemudian ditunggui Satpol PP.
"Beberapa
taman sudah ditanami, tapi saya kira belum padat tanamannya. Ngecatnnya
selesai, taman masuk, lalu Satpol nunggu, ini kerja terintegrasi. Dalam
sebulan-dua bulan sudah mulai selesai. Udah keliatan kota ini akan
dirawat. Taman di sekitar Kramat Jati, camat sudah gerak, bagus sekali.
Hal-hal kecil tidak harus dinas. Kita ingin kerja detail," papar Jokowi.
"Kan
beda, pemerintah hadir, merawat, memelihara atau tidak kan kelihatan.
Ini sudah dimulai kampung deret di Tanah Tinggi. Saya harap 3 bulan
sudah selesai," harap Jokowi.
Denda Rp 20 Juta
Jokowi mengeluarkan seruan larangan
mencorat-coret dan menempel iklan di sarana umum. Bagi warga yang
melanggar, terancam denda maksimal Rp 20 juta atau kurungan paling lama
60 hari.
Hal tersebut tertuang dalam Seruan Gubernur Provinsi
Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1 tahun 2003 tentang Larangan
Mencorat-coret, Menulis, Melukis, Menempel Iklan Pada Sarana Umum.
Seruan ini dikeluarkan dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 21
huruf a Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2007 tentang ketertiban umum
untuk menciptakan keindahan, kebersihan, serta ketertiban menuju Jakarta
Baru.
Larangan corat-coret ini mencakup fasilitas umum seperti
tembok, jembatan penyeberangan orang, halte, tiang listrik, pohon,
kendaraan umum dan sarana umum lainnya.
Setiap orang atau badan
usaha yang melanggar ketentuan tersebut dikenakan ancaman paling singkat
10 hari dan paling lama 60 hari atau denda paling sedikit Rp 100 ribu
dan paling banyak Rp 20 juta.
Seruan ini dikeluarkan pada 18 April 2013 dan ditandatangani Joko Widodo.
Siswa Berbaju Adat
Pengumuman ujian nasional (UN)
tahun ini bakal tampil beda. Jokowi meminta siswa-siswi di Jakarta
mengenakan baju adat Nusantara di hari nan mendebarkan itu.
"Kita
mulai dari Jakarta. Pas pengumuman sudah diwajibkan pakai baju adat
Nusantara. Ada lomba," kata Jokowi saat santap siang di kawasan Jakarta
Utara, Jumat (19/4/2013).
Jokowi mengimbau siswa-siswi peserta UN
tidak melakukan aksi corat-coret dan mengisi waktu dengan kegiatan yang
positif. "Bisa naik gunung, bersih-bersih lingkungan sekolah dan yang
paling penting setelah ada kelulusan jangan ada corat-coret baju,"
wanti-wantinya.
Pria 51 tahun itu mengaku tidak mengantongi
laporan yang memberitahukan aksi corat-coret para pelajar di Ibu Kota.
"Semuanya baik-baik saja karena di Jakarta dekat dengan sumber
semuanya," kata dia.
Jokowi berpendapat UN ke depan sebaiknya
didelegasikan ke daerah. Dengan begitu, distribusinya lebih dekat dan
daerah lebih menguasai daerahnya.
"Jangan disentralisir
didistribusikan daerah lalu dikirim ke sekolah-sekolah. Jadi artinya
yang dikirim dari pusat itu hanya soft copy saja. Kirim lalu cetak, bisa
selesai," saran Jokowi.
Sumber :
news.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar