Selasa, 02 April 2013

Polisi Juga Siap Bantu Jokowi Terapkan Sistem ERP

Polda Metro Jaya tak masalah jika ke depan Jokowi dan Ahok benar-benar membatalkan konsep pembatasan kendaraan dengan sistem pelat ganjil genap. Ditlantas siap mengalihkan bantuan menyukseskan konsep pembatasan dengan kendaraan sistem jalan berbayar Electronic Road Pricing (ERP).

Wakil Direktur Lalulintas Polda Metro Jaya, AKBP Sambodo Purnomo menjelaskan, sistem tarif yang dikenakan sesuai dengan waktu operasional. Soal lokasi penerapan ERP, menurutnya itu menjadi ranah pemprov.

"Karena itu kebijakan dari Pemda DKI. Sedangkan, soal diterapkan pada jam kerja juga itu tergantung kebijakan Pemda DKI," terang Sambodo di Mapolda Metro Jaya, Selasa (2/4).

Sistem ini tidak bisa dikelola jika menerapkan sistem manual. Dengan sistem elektronik ini, nantinya pemotongan akan dilakukan melalui kartu seperti e-Toll Card yang sudah berisi saldo.

"Kalau mau secara manual ya pakai gerbang tol dong, tapi itu tidak mungkin dipasang gerbang-gerbang. Kalau mau diterapkan ya secara elektronik, setiap lewat pulsanya itu kepotong, karena dari OBU (on board unit) itu yang nanti akan terpotong pulsanya," jelas Sambodo.

Untuk teknis pengisian pulsa, menurutnya masih akan dibahas lebih lanjut. Selagi mempersiapkan sistem ini, pihaknya terus menyelesaikan proyek electronic registration identification (ERI).

"Karena ERI ini kan mau ERP atau ganjil genap itu hanya anaknya aja, tapi kita akan coba ini menjadi sebuah sistem di mana kalau ini sudah berjalan, mau dia dengan kamera, mau dia dengan OBU, itu bisa saja menangkap gambar cepat, lalu bisa tertangkap kamera dengan nomor ID nya. Jadi kalau ERP itu harus elektronik kan ga bisa manual," ucapnya.

"Ini yang sedang kita lakukan adalah merapikan data, ini kan seperti e-KTP nih, e-ktp itu single ID Number untuk orang. Nah, ERI ini single ID Number untuk kendaraan. Nanti nomor kendaraan kita rapikan, supaya betul-betul data yang dimiliki polisi itu betul-betul sudah sah. Kalau tidak salah kita sudah checking sampai 3 juta unit mobil," tambahnya.

Sumber :
merdeka.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar