Hampir di setiap daerah yang dikunjungi Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono selalu ada pelajar yang berbaris di pinggir jalan. Mereka
berbaur dengan masyarakat yang juga menyambut kedatangan Presiden yang
melewati jalan tersebut.
Sambutan cukup semarak dirasakan saat Presiden blusukan ke lereng
Gunung Slamet di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, akhir bulan lalu.
Antusiasme warga, termasuk pelajar berseragam, terasa sejak rombongan
Presiden yang menggunakan kereta luar biasa tiba di Stasiun Tegal, Rabu
(20/2) sekitar pukul 19.30. Begitu seterusnya, hingga rombongan
bergerak menuju Taman Wisata Guci, tempat rombongan Presiden menginap.
Bingung
juga, pelajar sekolah mana yang jam segitu masih mengenakan seragam
dan belum pulang ke rumah. Boleh jadi mereka penasaran dengan konvoi
mobil yang mengiringi Presiden, yang secara keseluruhan berjumlah
sekitar 30 mobil.
Sambutan lebih meriah dirasakan keesokan
harinya, saat rombongan Presiden menuju lokasi dialog dengan masyarakat
di lereng Gunung Slamet, tepatnya di Desa Batumirah. Juga saat
rombongan bergerak menuju ke Kabupaten Pemalang untuk menginap di sana.
Barisan
pelajar SD-SLTA dan masyarakat umum di pinggir jalan serasa tidak
terputus. Setiap kali mobil rombongan Presiden lewat, selalu saja ada
yang bersorak gembira melambaikan bendera Merah Putih kecil sambil
menyeru ”Pak SBY, Pak SBY”.
Ada pula yang melambaikan tabloid
Bertindak untuk Rakyat yang dibagikan gratis. Tabloid itu dikelola Staf
Khusus Presiden Bidang Komunikasi Sosial Sardan Marbun, dan selalu
hadir di daerah yang dikunjungi Presiden. Sebagian lagi tampak
menyanyikan lagu-lagu perjuangan, bermain musik, dan ada pula yang
menari tradisional. Bahkan, saat hujan mulai mengguyur, warga tetap
bertahan hingga rombongan Presiden berlalu.
Di antara teriakan
yang mengelu-elukan Presiden SBY, ada pula warga atau siswa yang
meneriakkan ”Pak Jokowi, Pak Jokowi”. Tentu yang dimaksud adalah
Gubernur DKI Jakarta Joko ”Jokowi” Widodo. Padahal, saat itu Jokowi
tidak ada dalam rombongan Presiden.
Mungkin mereka mengira Jokowi
ikut dalam rombongan Presiden. Atau, boleh jadi itu semacam gambaran
suasana hati rakyat yang menginginkan sosok presiden mendatang seperti
Jokowi. Hal ini mirip suasana hati rakyat yang tecermin dalam hasil
jajak pendapat Lingkaran Survei Indonesia terakhir, yang menempatkan
elektabilitas Jokowi pada posisi tertinggi dengan 35,2 persen suara.
Apakah itu semacam tanda-tanda zaman ?
Sumber :
nasional.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar