Selasa, 19 Maret 2013

Pekik "Jokowi" ada dalam kunjungan SBY

Hampir di setiap daerah yang dikunjungi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selalu ada pelajar yang berbaris di pinggir jalan. Mereka berbaur dengan masyarakat yang juga menyambut kedatangan Presiden yang melewati jalan tersebut.

Sambutan cukup semarak dirasakan saat Presiden blusukan ke lereng Gunung Slamet di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, akhir bulan lalu. Antusiasme warga, termasuk pelajar berseragam, terasa sejak rombongan Presiden yang menggunakan kereta luar biasa tiba di Stasiun Tegal, Rabu (20/2) sekitar pukul 19.30. Begitu seterusnya, hingga rombongan bergerak menuju Taman Wisata Guci, tempat rombongan Presiden menginap.
Bingung juga, pelajar sekolah mana yang jam segitu masih mengenakan seragam dan belum pulang ke rumah. Boleh jadi mereka penasaran dengan konvoi mobil yang mengiringi Presiden, yang secara keseluruhan berjumlah sekitar 30 mobil.
Sambutan lebih meriah dirasakan keesokan harinya, saat rombongan Presiden menuju lokasi dialog dengan masyarakat di lereng Gunung Slamet, tepatnya di Desa Batumirah. Juga saat rombongan bergerak menuju ke Kabupaten Pemalang untuk menginap di sana.
Barisan pelajar SD-SLTA dan masyarakat umum di pinggir jalan serasa tidak terputus. Setiap kali mobil rombongan Presiden lewat, selalu saja ada yang bersorak gembira melambaikan bendera Merah Putih kecil sambil menyeru ”Pak SBY, Pak SBY”.

Ada pula yang melambaikan tabloid Bertindak untuk Rakyat yang dibagikan gratis. Tabloid itu dikelola Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Sosial Sardan Marbun, dan selalu hadir di daerah yang dikunjungi Presiden. Sebagian lagi tampak menyanyikan lagu-lagu perjuangan, bermain musik, dan ada pula yang menari tradisional. Bahkan, saat hujan mulai mengguyur, warga tetap bertahan hingga rombongan Presiden berlalu.
Di antara teriakan yang mengelu-elukan Presiden SBY, ada pula warga atau siswa yang meneriakkan ”Pak Jokowi, Pak Jokowi”. Tentu yang dimaksud adalah Gubernur DKI Jakarta Joko ”Jokowi” Widodo. Padahal, saat itu Jokowi tidak ada dalam rombongan Presiden.
Mungkin mereka mengira Jokowi ikut dalam rombongan Presiden. Atau, boleh jadi itu semacam gambaran suasana hati rakyat yang menginginkan sosok presiden mendatang seperti Jokowi. Hal ini mirip suasana hati rakyat yang tecermin dalam hasil jajak pendapat Lingkaran Survei Indonesia terakhir, yang menempatkan elektabilitas Jokowi pada posisi tertinggi dengan 35,2 persen suara.
Apakah itu semacam tanda-tanda zaman ?


Sumber :
nasional.kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar