Hingga kini, penerapan sistem plat nomor ganjil-genap di DKI Jakarta
belum juga diberlakukan. Sementara itu, persiapan menuju penerapan
tersebut dikritik sebagian kalangan. Salah satunya adalah mengenai
besarnya anggaran untuk stiker ganjil-genap.
Gubernur DKI Jakarta
Joko Widodo, pun angkat bicara. Ia mengatakan, stiker ganjil-genap
bertujuan untuk mendukung program ganjil-genap itu sendiri. Namun, jika
anggaran yang disiapkan untuk stiker ganjil-genap tersebut dianggap
tidak berdaya guna, stiker itu lebih baik dihilangkan.
"Kalau
stiker (ganjil-genap--Red) dianggap buang-buang uang, nggak usah!"
bilang Jokowi, panggilan akrab Joko Widodo, usai menghadiri Rapat Kerja
Teknis (Rakernis) Fungsi Lalu Lintas di Mabes Polri, Kebayoran Baru,
Jakarta Selatan, Selasa (19/3/2013).
Indonesia Police Watch (IPW),
melalui Ketua Presidium-nya, Neta S Pane, menjadi salah satu pihak yang
keberatan dengan besaran anggaran untuk stiker ganjil-genap yang
rencananya ditempel di mobil pribadi itu. Uang yang disebut-sebut
mencapai Rp 62 miliar hanya untuk stiker dinilai sangat berlebihan.
"IPW
menilai anggaran Rp 62 miliar untuk pembuatan stiker tersebut sangat
mahal dan terlalu berlebihan. Sebab, stiker yang dibuat hanya untuk
2.541.351 mobil pribadi di Jakarta," kata Neta.
Artinya, kata Neta, harga satu stiker ganjil-genap mencapai Rp
25.000. Neta mengatakan, anggaran itu akan lebih besar lagi jika
dimasukkan biaya pembuatan rambu-rambu di 11 jalur nomor polisi
ganjil-genap. Padahal, tambahnya, program tersebut belum tentu akan
berjalan efektif.
Menurut Jokowi, persiapan menuju penerapan
sistem ganjil-genap masih terus digodok, termasuk soal rencana pemakaian
stiker ganjil-genap. Pihaknya tidak akan mau terburu-buru dalam
menjalankan program tersebut.
"(Program) ganjil-genap masih nunggu
kalkulasi. Saya nggak mau sebuah kebijakan kalau nggak dihitung detil,"
bilang mantan Walikota Solo itu.
Dikatakan Jokowi, ia tidak mau
diomeli warga Jakarta jika sikap buru-buru menerapkan ganjil-genap malah
bikin berabe. "Bus (Transjakarta) cukup nggak kalau (ganjil-genap) itu
dilaksanakan? Lapangannya yang harus dipake sudah siap nggak? Kalau
nggak siap, trus saya putuskan, nanti saya yang kena bunyi-bunyian,"
begitu ia berujar.
Jokowi mengatakan, sebelum ganjil-genap mulai
diberlakukan, yang penting adalah memperbanyak bus Transjakarta terlebih
dahulu. Bus-bus itu diperlukan untuk mengakomodir warga Jakarta yang
tadinya terbiasa bepergian naik kendaraan pribadi.
Sumber :
jakarta.tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar