Selasa, 19 Maret 2013

Jokowi: Kalau Stiker Ganjil-genap Dianggap Buang Uang, Nggak Usah!

Hingga kini, penerapan sistem plat nomor ganjil-genap di DKI Jakarta belum juga diberlakukan. Sementara itu, persiapan menuju penerapan tersebut dikritik sebagian kalangan. Salah satunya adalah mengenai besarnya anggaran untuk stiker ganjil-genap.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, pun angkat bicara. Ia mengatakan, stiker ganjil-genap bertujuan untuk mendukung program ganjil-genap itu sendiri. Namun, jika anggaran yang disiapkan untuk stiker ganjil-genap tersebut dianggap tidak berdaya guna, stiker itu lebih baik dihilangkan.
"Kalau stiker (ganjil-genap--Red) dianggap buang-buang uang, nggak usah!" bilang Jokowi, panggilan akrab Joko Widodo, usai menghadiri Rapat Kerja Teknis (Rakernis) Fungsi Lalu Lintas di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (19/3/2013).
Indonesia Police Watch (IPW), melalui Ketua Presidium-nya, Neta S Pane, menjadi salah satu pihak yang keberatan dengan besaran anggaran untuk stiker ganjil-genap yang rencananya ditempel di mobil pribadi itu. Uang yang disebut-sebut mencapai Rp 62 miliar hanya untuk stiker dinilai sangat berlebihan.
"IPW menilai anggaran Rp 62 miliar untuk pembuatan stiker tersebut sangat mahal dan terlalu berlebihan. Sebab, stiker yang dibuat hanya untuk 2.541.351 mobil pribadi di Jakarta," kata Neta.
Artinya, kata Neta, harga satu stiker ganjil-genap mencapai Rp 25.000. Neta mengatakan, anggaran itu akan lebih besar lagi jika dimasukkan biaya pembuatan rambu-rambu di 11 jalur nomor polisi ganjil-genap. Padahal, tambahnya, program tersebut belum tentu akan berjalan efektif.
Menurut Jokowi, persiapan menuju penerapan sistem ganjil-genap masih terus digodok, termasuk soal rencana pemakaian stiker ganjil-genap. Pihaknya tidak akan mau terburu-buru dalam menjalankan program tersebut.
"(Program) ganjil-genap masih nunggu kalkulasi. Saya nggak mau sebuah kebijakan kalau nggak dihitung detil," bilang mantan Walikota Solo itu.
Dikatakan Jokowi, ia tidak mau diomeli warga Jakarta jika sikap buru-buru menerapkan ganjil-genap malah bikin berabe. "Bus (Transjakarta) cukup nggak kalau (ganjil-genap) itu dilaksanakan? Lapangannya yang harus dipake sudah siap nggak? Kalau nggak siap, trus saya putuskan, nanti saya yang kena bunyi-bunyian," begitu ia berujar.
Jokowi mengatakan, sebelum ganjil-genap mulai diberlakukan, yang penting adalah memperbanyak bus Transjakarta terlebih dahulu. Bus-bus itu diperlukan untuk mengakomodir warga Jakarta yang tadinya terbiasa bepergian naik kendaraan pribadi.


Sumber :
jakarta.tribunnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar