Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tidak menampik jika kemacetan masih
terjadi di sebagian besar wilayah yang dipimpinnya. Namun, ia optimis
persoalan itu akan terselesaikan seiring dengan beragam kebijakan yang
ia ciptakan untuk mengurai kemacetan di Jakarta.
"Kerja harus
optimis. Masa pesimis?" jawab Jokowi, panggilan Joko Widodo, ketika
ditanya optimisme-nya soal penyelesaian masalah kemacetan di Jakarta,
ditemui usai menghadiri Rapat Kerja Teknis (Rakernis) Fungsi Lalu Lintas
di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (19/3/2013).
Bentuk
optimisme-nya diwujudkan dalam bentuk apa? "Ya, dengan yang riil. MRT
(Mass Rapid Transit) dimulai, kemudian Monorel dimulai, angkutan massal
juga dimulai. Kan kelihatan, harapan masyarakat muncul."
"Sisi
lapangan, lantas (lalu lintas, Red) juga dikerjain semua, dibantu Satpol
(PP), Dishub dan lain-lain, kalau bergerak semua akan menimbulkan
harapan," papar mantan Walikota Solo itu.
Sisi lapangan, lanjut
Jokowi, harus diproses secara matang antara Polda Metro Jaya dan Dinas
Perhubungan DKI Jakarta. Jika belum matang, pasangan Wakil Gubernur
Basuki Thajaja Purnama alias Ahok itu belum mau memutuskan pemberlakuan
sistem ganjil-genap.
"Hitungan kita, ganjil-genap bisa ngurangin
43 persen penggunaan mobil pribadi. Warga yang biasanya pakai mobil
pribadi mau lari kemana kalau nggak ada busway? Makanya harus dihitung
kurang busway-nya berapa. Hitungannya pasti saya minta," bilang Jokowi.
Jokowi
mengimbau agar warga DKI Jakarta mendukung pemerintah untuk mengurai
kemacetan di Jakarta. Tanpa dukungan masyarakat, katanya, Jakarta akan
tetap dikenal sebagai kota macet.
"(Kemacetan) itu masalahnya
kompleks. Masyarakat sendiri tiap hari beli mobil, gimana? Budaya tertib
di jalan tidak dijalankan dengan baik juga gimana? Nggak bisa kita
menyalahkan polantas, menyalahkan sendiri. Semua harus bergerak kalau
memang pengen Jakarta rapi, tertib. Semua harus bergerak sama-sama
memberi dukungan," imbau Jokowi.
Sementara itu, tutur Jokowi,
nasib MRT akan diputuskan tak lama lagi. "Bulan ini kita putuskan MRT
setelah RUPS. Monorel juga. Dokumennya saya terima, berangkat. Bolanya
tidak di saya," tandasnya.
Sumber :
jakarta.tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar