Senin, 11 Maret 2013

4 Siasat Jokowi Perangi Preman

Ulah preman-preman bikin resah warga Ibukota. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) tidak gentar memerangi aksi premanisme.

Jokowi bermitra dengan Polda Metro Jaya dalam menjaga keamanan dan ketertiban Jakarta. Ia juga memiliki beberapa 'jurus' yang dapat digeber untuk membantu polisi melawan gerombolan preman.

Berikut 4 siasat Jokowi memerangi preman :

Siagakan Satpol PP
Satpol PP menjadi 'senjata andalan' Jokowi dalam mengantisipasi aksi-aksi premanisme di tempat-tempat umum.

Jokowi mengerahkan kekuatan Satpol PP di pasar, terminal, hingga Kanal Banjir Timur (KBT). Bahkan Satpol PP diperintahkan bekerja selama 24 jam menjaga keamanan.

"Itu urusan Pak Kapolda (masalah penangkapan Hercules cs). Kami di Pemprov hanya membantu dengan taruh Satpol PP di pasar, terminal, KBT, Monas itu," kata  Jokowi di Gedung Nusantara IV, MPR RI, Minggu (10/2/2013).

Jokowi mengatakan pihaknya mendukung kepolisian untuk memberantas premanisme.

"Gimana gitu aja ditanyakan, ya dukung. Nggak akan kami taruh Satpol PP di pasar, KBT, terminal kalau nggak dukung," ujar Jokowi.


Preman Itu Urusan Aparat
Jokowi enggan mencampuri permasalahan yang bukan domainnya, termasuk masalah penangkapan Hercules dan anak buahnya yang diduga melakukan pemerasan.

Bagi dia, persoalan premanisme maupun soal penangkapan semacam ini menjadi wewenang penuh aparat Polda Metro Jaya.

"Kalau sudah masuk kriminal dan hukum, itu urusan aparat," jawab Jokowi saat dimintai tanggapan oleh wartawan di sela-sela kunjungannya ke eks Taman BMW, Jakarta Utara, Sabtu (9/3/2013).

Hercules telah ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan pemerasan di Kembangan, Jakarta Barat. Ia diancam dengan UU Darurat dengan pidana maksimal 20 tahun penjara.


Razia Preman untuk Jakarta Aman
Kapolda Metro Jaya Irjen Putut Eko Bayuseno memerintahkan seluruh jajaran untuk meningkatkan Babinkamtibmas di wilayahnya masing-masing guna mengurangi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat.

Salah satu upaya untuk mengurangi gangguan tersebut adalah dengan menggelar kembali operasi premanisme.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto mengatakan operasi tersebut akan digelar di wilayah hukum Polda Metro Jaya. Sasaran operasi ini adalah pelaku kejahatan jalanan, senjata tajam dan senjata rakitan.

"Operasi ini akan dilakukan terus pada tempat-tempat yang ditengarai menjadi sarang preman. Premanisme ini memang meresahkan masyarakat," kata Rikwanto di Jakarta, Selasa (6/11/2012).

Rikwanto mengatakan, upaya kepolisian ini disambut Gubernur DKI Joko Widodo. "Beliau (Jokowi) sudah paham kondisi Jakarta dan akan bermitra lebih baik lagi dengan kepolisian untuk mewujudkan Jakarta yang aman," ujar dia.

Rikwanto mengatakan, operasi ini merupakan operasi khusus yang dilakukan secara periodik. Meski di luar operasi, pemberantasan terhadap aksi premanisme dan kejahatan jalanan, kata dia, tetap dilakukan.

Ia mencontohkan, Sabtu (3/11/2012) Polda Metro berhasil mengamankan sejumlah preman dari wilayah Jakarta Timur seperti di wilayah Pasar Resbo, Matraman, Pulogadung, Cakung, Makasar, Duren Sawit, Ciracas, Kramat Jati, Jatinegara dan Cipayung.

Dari hasil operasi tersebut total preman yang diamankan sebanyak 107 orang.

"47 Orang diamankan karena tidak memiliki KTP, dibina lalu dipulangkan. Kemudian 57 memiliki KTP dan dipulangkan serta dua diproses hukum karena terlibat pengeroyokan, satu diproses di unit narkoba," jelas Rikwanto.


Sulap Monas Jadi Ruang Kreatif
Jokowi prihatin dengan suasana Taman Silang Monumen Nasional (Monas) saat ini yang disusupi aksi premanisme.

Jokowi berjanji akan menyulap taman raksasa itu dengan mengadakan festival musik dan sebagainya.

"Nanti dilihat, mulai 2013 organisasinya kita ubah. Kemudian tinjauannya kita perbaiki total," ujar Jokowi di Gedung Aldevco Octagon, Jl Warung Buncit Raya, Jakarta Selatan, Rabu (12/12/12).

Jokowi meminta masyarakat sabar menunggu perubahan di Monas pada tahun 2013 mendatang. Monas akan dijadikan ruang kreatif.

"Misalnya festival-festival musik etnik, seni tradisi, tari-tari tradisional. Akan banyak di sana," kata lulusan Fakultas Kehutanan UGM ini.

Sebelumnya, 4 preman yang meresahkan pengunjung kawasan Monas terjaring Operasi Sikat Jaya. Para preman ini melakukan aksi pemerasan terkait tarif masuk Monas di luar harga yang ditentukan yakni Rp 20 ribu.


Sumber :
news.detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar