Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tampak kebingungan saat ditanya
mengenai penyelesaian jalan rusak di Ibu Kota. Di satu sisi ia ingin
semua titik jalan rusak segera diperbaiki, tetapi di sisi lain ia
seperti "tersandera" birokrasi yang rumit sehingga terpaksa mengurungkan
niatnya.
Jokowi: "Di pemerintahan yang rumit prosedurnya memang enggak bisa jalan langsung, perlu melewati lelang. Kalau saya biasa di swasta, ada duit, besok pagi langsung"
Untuk itu, kata Jokowi, sementara ini penanganan jalan rusak di semua
penjuru Ibu Kota baru dilakukan sekadarnya dengan cara ditambal. Ia
bertekad agar masalah jalan rusak bisa segera teratasi setidaknya pada
tahun ini.
"Ya sudah ditambal, tapi itu bukan penyelesaian masalah. Mestinya (diperbaiki) total, biar jalan (jadi) bagus," ujarnya.
Jumlah
jalan rusak di DKI semakin banyak, terutama setelah banjir merendam
wilayah Jakarta seluas 41 kilometer persegi pada pertengahan Januari
2013. Pada akhir Januari 2013, Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta mencatat
ada sekitar 8.000 lokasi jalan rusak dengan luas sekitar 5 juta meter
persegi. Kerusakan melanda hampir semua wilayah di Jakarta. Namun,
kerusakan paling banyak terjadi di Jakarta Timur.
Sebelum banjir,
Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta mencatat ada 15 ruas jalan yang harus
segera diperbaiki. Namun, setelah banjir, kerusakan bertambah 13 ruas
jalan.
Sumber :
megapolitan.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar