Kamis, 11 September 2014

Wiranto Beri Kuliah pada Jokowi

Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan Ketua Umum Partai Hanura, Wiranto di Kantor Transisi Jokowi-JK. Pertemuan hanya sekedar sharing pengalaman dua tokoh untuk membangun pemerintahan yang baik kedepan.
"Malam hari ini memang ada satu tujuan tertentu mendekati pemerintahan terbaru yang strukturnya disusun personalia sedang dicari yang pas. Maka tentu Jokowi ingin menyerap pengalaman saya," ujar Wiranto di Kantor Transisi Jokowi-JK, Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (11/9/2014) malam.
Pengalaman yang dimilikinya akan dibagi kepada Jokowi untuk terbentuknya pemerintahan yang lebih baik kedepannya. Masukan yang diberikan, kata ia, menyangkut bagaimana keadaan tata kerja dan postur kabinet yang terdahulu supaya dapat digunakan untuk kabinet berikutnya.
"Masa lalu itu referensi masa kini agar masa depan lebih bagus lagi," ujar Wiranto.
Pada kesempatan yang sama, Jokowi mengatakan tukar pikiran dengan Wiranto karena sudah memiliki pengalaman. "Ini kita perlukan lagi dari Bapak Wiranto, ini kan hampir pertengahan September, mau tidak mau target yang kita buat kemarin," tambah Jokowi.

Wiranto membicarakan banyak hal berdasarkan pengalaman yang ia peroleh di pemerintahan.
"Saya beri masukan hal-hal yang pernah saya alami saat mengawal tiga presiden, saya kan pernah jadi Menhankam, Pangab, juga Menkopolkam. Saya punya sesuatu sebagai bahan jokowi," kata Wiranto.
Pertemuan itu juga diikuti beberapa deputi tim transisi. Salah satu yang mereka bicarakan adalah bagaimana pemerintahan Jokowi mengambil langkah dalam mengatasi permasalahan yang berhubungan dengan keamanan nasional.
Selain itu, kata ia, diskusi itu juga membicarakan bagaimana mengamankan masyarakat serta membentuk koordinasi antar kementerian berjalan dengan baik. Tujuannya, agar keputusan yang dihasilkan oleh setiap kementerian tidak parsial dan tetap komprehensif.
Mengenai konsep dari kabinet telah dimiliki oleh Jokowi. Untuk pemilihan yang akan mengisi posisi tersebut akan diselesaikan pada pertengahan September.
Saat disinggung mengenai nama-nama yang diusulkan oleh partainya, Wiranto mengaku belum ada pembeicaraan soal itu. "Itu nanti, jangan mendahului juga," ujar mantan Pangab itu.
Wiranto juga mengaku membahas komposisi koalisi di parlemen dengan Jokowi. Sebab, memiliki kekuatan koalisi yang imbang menentukan sikap parlemen terhadap pemerintah.
"Kita bincangkan, kenapa? karena perimbangan koalisi ini kan bicara bagaimana sikap parlemen nanti secara keseluruhan, terhadap kebijakan pemerintah," ujar Wiranto setelah pertemuan di Kantor Transisi Jokowi JK, Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (11/9/2014) malam.
Menurutnya, istilah ganjal-mengganjal yang dituding dilakukan oleh koalisi oposisi dalam seharusnya disingkirkan. Karena, hanya kebersamaan yang dapat menciptakan kebijakan terbaik untuk rakyat.
Dari ilmu yang diperoleh oleh mantan Pangab itu, sebuah kebijakan akan muncul jika kehendak rakyat dapat didengar oleh eksekutif dan kemudian dibahas oleh legislatif. Kerjasama antara keduanya akan menghasilkan kebijakan yang bijak untuk rakyat.
"Jadi kalau eksekutif dan legislatif cek-cok aja, kan keluaran jadi tidak bijak," tandasnya.
Untuk itu, ia meminta semua pihak bersama-sama mewujudkan kepentingan rakyat, bukan justru terpecah-belah. Wiranto pun berharap tokoh-tokoh politik lebih mementingkan kepentingan rakyat sebagai tujuan utama, meskipun diperlukan pengorbanan untuk mewujudkannya.  [metrotvnews]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar