Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan Ketua Umum Partai
Hanura, Wiranto di Kantor Transisi Jokowi-JK. Pertemuan hanya sekedar sharing pengalaman dua tokoh untuk membangun pemerintahan yang baik kedepan.
"Malam hari ini memang ada satu tujuan tertentu mendekati pemerintahan
terbaru yang strukturnya disusun personalia sedang dicari yang pas. Maka
tentu Jokowi ingin menyerap pengalaman saya," ujar Wiranto di Kantor
Transisi Jokowi-JK, Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis
(11/9/2014) malam.
Pengalaman yang dimilikinya akan dibagi kepada Jokowi untuk terbentuknya
pemerintahan yang lebih baik kedepannya. Masukan yang diberikan, kata
ia, menyangkut bagaimana keadaan tata kerja dan postur kabinet yang
terdahulu supaya dapat digunakan untuk kabinet berikutnya.
"Masa lalu itu referensi masa kini agar masa depan lebih bagus lagi," ujar Wiranto.
Pada kesempatan yang sama, Jokowi mengatakan tukar pikiran dengan
Wiranto karena sudah memiliki pengalaman. "Ini kita perlukan lagi dari
Bapak Wiranto, ini kan hampir pertengahan September, mau tidak mau
target yang kita buat kemarin," tambah Jokowi.
Wiranto membicarakan banyak hal
berdasarkan pengalaman yang ia peroleh di pemerintahan.
"Saya beri masukan hal-hal yang pernah saya alami saat mengawal tiga
presiden, saya kan pernah jadi Menhankam, Pangab, juga Menkopolkam. Saya
punya sesuatu sebagai bahan jokowi," kata Wiranto.
Pertemuan itu juga diikuti beberapa deputi tim transisi. Salah satu yang
mereka bicarakan adalah bagaimana pemerintahan Jokowi
mengambil langkah dalam mengatasi permasalahan yang berhubungan dengan
keamanan nasional.
Selain itu, kata ia, diskusi itu juga membicarakan bagaimana mengamankan
masyarakat serta membentuk koordinasi antar kementerian berjalan dengan
baik. Tujuannya, agar keputusan yang dihasilkan oleh setiap kementerian
tidak parsial dan tetap komprehensif.
Mengenai konsep dari kabinet telah
dimiliki oleh Jokowi. Untuk pemilihan yang akan mengisi posisi tersebut
akan diselesaikan pada pertengahan September.
Saat disinggung mengenai nama-nama yang diusulkan oleh partainya,
Wiranto mengaku belum ada pembeicaraan soal itu. "Itu nanti, jangan
mendahului juga," ujar mantan Pangab itu.
Wiranto juga mengaku membahas komposisi koalisi di
parlemen dengan Jokowi. Sebab, memiliki
kekuatan koalisi yang imbang menentukan sikap parlemen terhadap
pemerintah.
"Kita bincangkan, kenapa? karena perimbangan koalisi ini kan bicara
bagaimana sikap parlemen nanti secara keseluruhan, terhadap kebijakan
pemerintah," ujar Wiranto setelah pertemuan di Kantor Transisi Jokowi
JK, Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (11/9/2014) malam.
Menurutnya, istilah ganjal-mengganjal yang dituding dilakukan oleh
koalisi oposisi dalam seharusnya disingkirkan. Karena, hanya kebersamaan
yang dapat menciptakan kebijakan terbaik untuk rakyat.
Dari ilmu yang diperoleh oleh mantan Pangab itu, sebuah kebijakan akan
muncul jika kehendak rakyat dapat didengar oleh eksekutif dan kemudian
dibahas oleh legislatif. Kerjasama antara keduanya akan menghasilkan
kebijakan yang bijak untuk rakyat.
"Jadi kalau eksekutif dan legislatif cek-cok aja, kan keluaran jadi tidak bijak," tandasnya.
Untuk itu, ia meminta semua pihak bersama-sama mewujudkan kepentingan
rakyat, bukan justru terpecah-belah. Wiranto pun berharap tokoh-tokoh
politik lebih mementingkan kepentingan rakyat sebagai tujuan utama,
meskipun diperlukan pengorbanan untuk mewujudkannya. [metrotvnews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar