Jumat, 12 September 2014

Blusukan Seribu Kampung, Lalu Kapan Jokowi Kerja?

Pemimpin yang demen blusukan telah menjadi “trade mark” Jokowi sang pesiden RI ke-7 yang bernama lengkap Joko Widodo. Hampir dua tahun jadi Gubernur DKI, dia sudah blusukan ke mana-mana. Ternyata kebiasaan itu dipastikan akan dilestarikan setelah jadi Presiden RI ke-7 mulai 20 Oktober 2014 mendatang. Selama 3 bulan pertama pemerintahannya, Jokowi berjanji akan blusukan ke 1.000 kampung di Indonesia. Padahal negeri ini begitu luas lho, jika blusukan melulu lalu kapan kerjanya? Demikian cemooahan sering dilontarkan oleh kubu kolisi merah putih pimpinan yang dipertuan Prabowo Subianto, khususnya dari PKS seperti Aher dan Fahri.
Pemimpin yang minta dilayani dan tahunya terima laporan beres, itu gaya pemimpin masa lalu sampai dengan pemerintahan SBY. Di era reformasi di mana rakyat makin berani kepada penguasa, gaya memimpin seperti itu justru mengundang karma, ketidak puasan menjalar kemana-mana. Karena itu berarti sang pemimpin tak tahu dan  tak peduli kondisi rakyat yang sebetulnya. Dan Jokowi berusaha tampil beda. Sejak jadi Walikota Solo, kemudian Gubernur DKI Jakarta, kerjanya blusukan ke mana-mana. Hasilnya memang banyak perubahan di mana-mana, yang semua itu intinya melayani rakyat.
Meski sebuah provinisi, luas DKI Jakarta hanya 661,5 Km2 dengan kelurahan sebanyak 267. Misalnya Jokowi pun penuh memimpin Jakarta, takkan semua kelurahan bisa diblusuki olehnya. Sedangkan Indonesia dengan luas 5.180.053 Km2, jumlah kelurahan/desanya sekitar 74.000. Wilayah yang sedemikian luas itu, mungkinkah akan diblusuki semua oleh Jokowi dalam masa pemerintahan 5 tahun?
Kemarin Jokowi berjanji, 3 bulan pertama pemerintahannya akan blusukan ke 1.000 kampung di Indonesia. Itu berarti dari 100 hari kerja Jokowi dalam sehari akan blusukan ke 10 kampung. Apa itu tidak bikin gempor dua-duanya; ya Jokowi sendiri, juga pasukan paspampres yang mengawalnya.
Penyanyi Didi Kempot lewat lagunya bilang bahwa “sewu kutha wis taklakoni” (seribu kota telah kujalani). Betulkah dia benar-berna mengunjungi seribu kota itu? Jelas tidak, karena itu sekedar kata kiasan belaka. Paling-paling Presiden Jokowi juga seperti itu. Itu sekedar kata penyemangat kerjanya, karena tak mungkinlah 10 kampung sehari dikunjunginya.
Tarohlah dia tetap fit berkat rajin minum temulawak bikinan Ibu Iriana, tapi lalu kapan kerjanya? Apa semua dilimpahkan ke Wapres JK? Nanti orang-orang akan kembali bilang: Jusuf Kalla the real president. Disisi lain tentu saja Jokowi tidak akan setolol yang diharapkan oleh koalisi merah putih, tentu saja Jokowi akan menggunakan teknologi terkini untuk tetap dapat mengontrol pemerintahannya seperti dengan video conference bahkan kabar terakhirnya si Jokowi telah melengkapi dirinya dengan gadget bersoftware khusus agar dia dapat blusukan sekaligus tak telmi terhadap pengendalian para punggawanya. [Pos Kota]

1 komentar:

  1. BIARKAN ANJING MENGGONGGONG KHALIFAH TETEP BERLALU UNTUK MELAYANI RAKYAT DEMI KEMAKMURAN MERATA SELURAH RAKYAT INDONESIA. AMIIN

    BalasHapus