Pemimpin yang demen blusukan telah menjadi “trade mark” Jokowi sang pesiden RI ke-7 yang bernama lengkap Joko Widodo.
Hampir dua tahun jadi Gubernur DKI, dia sudah blusukan ke mana-mana.
Ternyata kebiasaan itu dipastikan akan dilestarikan setelah jadi Presiden RI ke-7
mulai 20 Oktober 2014 mendatang. Selama 3 bulan pertama
pemerintahannya, Jokowi berjanji akan blusukan ke 1.000 kampung di Indonesia. Padahal
negeri ini begitu luas lho, jika blusukan melulu lalu kapan kerjanya? Demikian cemooahan sering dilontarkan oleh kubu kolisi merah putih pimpinan yang dipertuan Prabowo Subianto, khususnya dari PKS seperti Aher dan Fahri.
Pemimpin yang minta dilayani dan tahunya terima laporan beres, itu
gaya pemimpin masa lalu sampai dengan pemerintahan SBY. Di era reformasi di mana rakyat makin berani
kepada penguasa, gaya memimpin seperti itu justru mengundang karma, ketidak puasan menjalar kemana-mana.
Karena itu berarti sang pemimpin tak tahu dan tak peduli kondisi rakyat
yang sebetulnya. Dan Jokowi berusaha tampil beda. Sejak jadi Walikota
Solo, kemudian Gubernur DKI Jakarta, kerjanya blusukan ke mana-mana.
Hasilnya memang banyak perubahan di mana-mana, yang semua itu intinya
melayani rakyat.
Meski sebuah provinisi, luas DKI Jakarta hanya 661,5 Km2 dengan
kelurahan sebanyak 267. Misalnya Jokowi pun penuh memimpin Jakarta,
takkan semua kelurahan bisa diblusuki olehnya. Sedangkan Indonesia
dengan luas 5.180.053 Km2, jumlah kelurahan/desanya sekitar 74.000.
Wilayah yang sedemikian luas itu, mungkinkah akan diblusuki semua oleh
Jokowi dalam masa pemerintahan 5 tahun?
Kemarin Jokowi berjanji, 3 bulan pertama pemerintahannya akan
blusukan ke 1.000 kampung di Indonesia. Itu berarti dari 100 hari kerja
Jokowi dalam sehari akan blusukan ke 10 kampung. Apa itu tidak bikin
gempor dua-duanya; ya Jokowi sendiri, juga pasukan paspampres yang
mengawalnya.
Penyanyi Didi Kempot lewat lagunya bilang bahwa “sewu kutha wis
taklakoni” (seribu kota telah kujalani). Betulkah dia benar-berna
mengunjungi seribu kota itu? Jelas tidak, karena itu sekedar kata kiasan
belaka. Paling-paling Presiden Jokowi juga seperti itu. Itu sekedar
kata penyemangat kerjanya, karena tak mungkinlah 10 kampung sehari
dikunjunginya.
Tarohlah dia tetap fit berkat rajin minum temulawak bikinan Ibu
Iriana, tapi lalu kapan kerjanya? Apa semua dilimpahkan ke Wapres JK?
Nanti orang-orang akan kembali bilang: Jusuf Kalla the real president. Disisi lain tentu saja Jokowi tidak akan setolol yang diharapkan oleh koalisi merah putih, tentu saja Jokowi akan menggunakan teknologi terkini untuk tetap dapat mengontrol pemerintahannya seperti dengan video conference bahkan kabar terakhirnya si Jokowi telah melengkapi dirinya dengan gadget bersoftware khusus agar dia dapat blusukan sekaligus tak telmi terhadap pengendalian para punggawanya. [Pos Kota]
BIARKAN ANJING MENGGONGGONG KHALIFAH TETEP BERLALU UNTUK MELAYANI RAKYAT DEMI KEMAKMURAN MERATA SELURAH RAKYAT INDONESIA. AMIIN
BalasHapus