Kamis, 11 September 2014

Sekjen PPP: Jokowi Hanya Beri Ruang untuk Relawan, ke Parpol Pelit

Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (PPP), M Romahurmuziy (Romy) membandingkan antara pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, Jokowi kurang terbuka bagi-bagi kursi bagi calon Parpol koalisi, dan Jokowi justru obral kursi untuk para relawan.
"Terlihat agresivitas yang dilakukan pak Jokowi-JK masih lemah, jauh beda dengan pak SBY tahun 2004," kata Romy kepada wartawan di kantor DPP.PPP, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (11/9/2014).
Romy melihat, Jokowi-JK kini justru terlihat kerap memberikan ruang untuk para relawan dan kekuatan-kekuatan non-parlemen lain yang sama sekali tidak bisa membantu program-program pasangan terpilih di DPR.
"Mereka memberikan panggung pada relawan, yang sesungguhnya di kenegaraan tidak ada ruangnya, karena mereka tidak punya ruang di DPR, sehingga ini yang justru memperparah orientasi politik parlimentariannya," ujarnya.
Romy menduga kubu Jokowi-JK yang selalu mengklaim mendapat legitimasi rakyat sudah merasa nyaman dan tidak memerlukan dukungan dari partai baru untuk membuat kubu Jokowi - JK menjadi mayoritas di parlemen.
Meski begitu Romy mengaku sempat disambangi salah satu petinggi partai pendukung Jokowi - JK sebelum pemecatan Suryadharma Ali dan diajak untuk mengalihkan dukungan dari Koalisi Merah Putih (KMP). Sang petinggi partai pun menawarkan kursi di kabinet.
"Saya tanya, jatah untuk partai kami berapa ? Belum jelas juga katanya, lho kok mau menawari kita, partai kamu saja belum jelas," kata Romy.
Kejadian tersebut menurutnya menunjukan bahwa kubu Jokowi - JK belum tersusun pengorganisasian yang baik. Sampai saat ini menurutnya segala sesuatunya sengaja dibuat menggantung. Hal itu termasuk usaha kubu Jokowi - JK untuk menarik partai-partai yang selama ini bernaung di koalisi merah putih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar