Tahun ini menjadi tahun kesepuluh tragedi kematian aktivis HAM, Munir
Said Thalib. Banyak pihak menaruh harapan besar presiden terpilih, Joko
Widodo (Jokowi), mampu menuntaskan kasus tersebut.
Belum lama ini, Menteri
Luar negeri Amerika Serikat John Kerry, bahkan meminta pemerintah
Indonesia untuk merampung penuntasan kasus Munir. Mendapat pertanyaan
berkenaan dengan Munir, Jokowi bukan malah menjelaskan namun balik
bertanya.
"Yang belum tuntas apanya? Apanya belum tuntas,
apanya?" Kata dia berkali-kali saat ditemui di Balai Kota, Jalan Medan
Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (8/9/2014).
Mantan Wali
Kota Solo itu kemudian mengatakan, langkah yang akan diambilnya ketika
sudah dilantik jadi presiden adalah memperjelas hal-hal yang belum jelas
terkait kasus tersebut.
Mengenai langkah konkret tersebut,
Jokowi tak mau buka suara, "Ya, belum jelas diperjelas. Ya nanti, belum
dilantik kok disampaikan," tuntasnya.
Tuntutan dari Sahabat Munir
Komite Aksi Solidaritas Untuk Munir (KASUM) mendesak presiden Jokowi mengusut tuntas kasus pembunuhan Munir. Belasan orang yang
tergabung dalam KASUM mendatangi kantor transisi Jokowi-JK untuk
memberikan surat rekomendasi kepada Jokowi supaya dapat menuntaskan
kasus Munir.
Direktur Eksekutif KASUM, Choirul Anam mengatakan,
setelah sepuluh tahun kematian Munir, hingga saat ini belum ada pelaku
utama yang dapat diproses hukum. Menurut Choirul, selama ini
penyelesaian kasus Munir hanya menyisakan fakta dan tidak diperdalam
secara serius.
"Padahal setiap fakta yang tela terungkap memberi
makna dan menunjukkan arah siapa pelaku pembunuh Munir. Fakta-fakta
tersebut, sangat relevan dan berkualitas untuk melanjutkan penuntasan
kasus cak Munir dan mengungkap keberadaan di balik pembunuhan itu,"
katanya saat ditemui di Rumah Transisi, Senin (8/9).
Choirul
menjelaskan, selama pemerintahan SBY pengungkapan kasus ini hanya
setengah hati, dan tidak ada kemauan dari pemerintah untuk mengusutnya.
Dia berharap di masa kepemimpinan Jokowi nanti, dalang pembunuhan kasus
bisa diproses.
"Tindakan SBY ini mengingkari Kepres pembentukan
tim pencari fakta. kami sabahat Munir mendorong Presiden Jokowi untuk
segera menuntaskan dan mengungkap kebenaran pembunuhan Munir," jelasnya.
Choirul
memaparkan, ada beberapa dokumen dan juga fakta-fakta, siapa saja
nama-nama pelaku yang telah membunuh Munir. Dia meminta kepada Jokowi
untuk menujukkan komitmennya sebagai pemimpin untuk menyelesaikan
permasalahan HAM di negeri ini.
"Yang terlibat dari investigasi
kami, ada Hendropriyono, Muchdi, dan mantan wakil kepala BIN Asad Said
Ali. Di dokumen kami ada nama-nama lain, kami siap bantu pemerintahan
Jokowi-JK dengan data yang ada," tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar