Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) mengadakan pertemuan dengan Forum
Pemred di Restoran Kunskring, Jalan Teuku
Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (2/9/2014).
Dalam sambutannya pada pertemuan tersebut, Jokowi mengatakan bahwa dirinya sangat mengapresiasi pertemuan tersebut dan merasa mendapatkan
banyak masukan dari pertemuan tersebut.
"Kita perlu dapat masukan-masukan, perlu mendapatkan input dari
siapapun. Pemred mempunyai telinga yang banyak di mana-mana, info yang
banyak di mana-mana," kata Jokowi.
Jokowi banyak mendapatkan masukan dari para pemred mengenai seleksi
menteri dan juru bicara. Ia juga mendapatkan masukan tentang bagaimana
memperlakukan pers nantinya. "Juga APBN dengan ekonomi ke depan,"
jelasnya.
Jokowi akan mempertahankan hubungan pemerintah
dengan pers sebagaimana mestinya.
"Ya seperti ini sajalah, di mana-mana
bisa," kata Jokowi.
Menurut gagasan Jokowi, pertemuan dengan Forum Pemred akan dilakukan rutin setiap dua bulan sekali. Lokasi pertemuan akan dilakukan di Istana Negara.
"Saya ingin ada pertemuan rutin. Misalnya dua bulan sekali," ujar Jokowi.
Jokowi meminta pertemuan nantinya dilakukan di Istana, bukan di
restoran agar menghemat biaya. "Pertemuannya di Istana saja, tidak di restoran, biar hemat,"
kata Jokowi.
Pada kesempatan tersebut, Jokowi juga memberi penilaian bahwa Forum Pemred kaya informasi.
"Jelas dong, matanya ada di mana-mana, telinganya ada di mana-mana,"
kata Jokowi.
Pertemuan itu merupakan inisiatif dari kedua pihak. Banyak saran yang ia
dapatkan seputar seleksi menteri.
Namun, kata lelaki 53 tahun itu,
kriteria menteri yang paling utama nantinya adalah menteri yang dapat
bekerja dengan baik. "Yang bisa kerja, kira-kira itu saja," tambahnya.
Dalam pertemuan malam ini, para pemimpin redaksi memberi masukan tentang
berbagai hal, seperti literasi media, perhatian terhadap pemberdayaan
perempuan, poros maritim, termasuk kabinet. Jokowi hanya mendengarkan.
Menteri Pariwisata Jogo Jualan
Jokowi mengingkan kursi menteri
pariwisata diduduki orang yang bisa berjualan. Alasannya, Indonesia kaya
produk wisata yang bisa dijual.
"Kita ini punya destinasi dan produk wisata yang banyak dan baik.
Masalahnya bagaimana menjualnya, mempromosikannya," kata Jokowi, Selasa (2/9/2014).
Jokowi membandingkan upaya mengeruk keuntungan pasar pariwisata Indonesia
dengan dua negara tetangga, Malaysia dan Thailand. Menurut eks Wali Kota
Surakarta itu, Indonesia kalah jauh dengan dua negeri jiran tersebut.
"Wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia cuma 7 juta, sedangkan
pada tahun yang sama, yang berkunjung ke Malaysia sampai 20 juta,"
paparnya.
Jokowi pun menceritakan usaha menteri pariwisata Thailand memasarkan
destinasi wisata negaranya. "15 tahun lalu, saya melihat sendiri menteri
pariwisata Thailand memasarkan produk wisata negaranya di sebuah kafe
di Jerman. Selama empat bulan dia keliling ke berbagai negara dan enggak
pulang ke negaranya," kisah Jokowi.
Menteri Pertanian Harus Orang Lapangan
Jokowi membayangkan
menteri pertanian di kabinetnya ialah orang lapangan. Sang menteri, kata
Jokowi, harus mengerti manajemen pertanian.
"Kalau yang bikin kebijakan banyak. Jangan sampai dia bisa bikin
kebijakan tapi pelaksanaannya kedodoran," kata Jokowi, Selasa (2/9/2014).
Jokowi akan memberi target menteri pertanian untuk mencapai swasemada
beras, gula, dan kedelai. Target itu mesti dicapai dalam tiga tahun.
"Langkah-langkahnya sudah kita siapkan," pungkasnya. [metrotvnews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar