Hatta Rajasa
mengatakan tak pernah sedikit pun berpikir untuk menghalangi atau
menjegal pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK). "Begitu Mahkamah
Konstitusi memutuskan, selesai sudah. Mau apa pun, Jokowi presiden kita.
Itu faktanya," kata Hatta kepada Tempo, Selasa (2/9/2014). (Sesuai dengan Investigasi Tempo sebelumnya)
Mantan Menteri Koordinator Perekonomian ini menjelaskan, usaha
Koalisi Merah Putih melalui jalur demokratis sudah habis ketika para
hakim MK memberikan putusannya. Menurut Hatta, posisinya sangat jelas
dalam hal ini. Karena itu, dia pun meyakinkan rekan-rekan koalisinya
untuk bisa menerima keputusan MK itu sebagai konsekuensi dari pelaksnaan
demokrasi yang konstitusional. "Usaha di luar itu sudah tak diperlukan.
Apalagi mau kerahkan massa dan sebagainya. Saya tak setuju cara begitu.
Mau sampai kapan?"
Setelah menyatakan menerima, katanya, tugas berikutnya adalah
mendukung pemerintahan baru untuk membuat negara ini lebih maju. "Selama
programnya baik dan berguna bagi rakyat, kami pasti dukung. Itulah
intinya demokrasi yang rasional. Saya tak bisa menerima hal-hal yang di
luar nalar dan rasionalitas," katanya.
Ihwal pertemuannya dengan Jokowi di rumah Surya Paloh, Hatta
mengatakan itu adalah usaha menjalin kembali komunikasi. "Perbedaan
politik tak boleh menghentikan atau menghalangi silaturahmi," ujar Ketua
Umum Partai Amanat Nasional ini.
Hatta juga merasa perlu meluruskan kasak-kusuk yang menyebutkan bahwa
pertemuannya dengan Jokowi itu dimaksudkan sebagai usaha merapat pada
kubu pemenang dengan mengharapkan pembagian kekuasaan. "Merapat
bagaimana? Saya mau jabatan apa lagi? Sudah cukuplah kesempatan bagi
saya untuk mengabdi selama ini," katanya.
Pertemuan Jokowi dan
Hatta di rumah Surya Paloh di Jalan Permata Berlian, Permata Hijau,
Jakarta Selatan, itu berlangsung sekitar satu jam, Senin malam kemarin.
Jokowi didampingi Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto
Kristiyanto. [tempo]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar