Selasa, 02 September 2014

PAN Tidak Akan Pernah Berubah Haluan, Tetap Setia pada Prabowo

Ketua DPP Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan menegaskan hingga saat ini posisi partainya masih berada di Koalisi Merah Putih. Belum ada keputusan untuk berpindah ke Koalisi Pemerintahan Jokowi-JK.
"PAN di KMP (Koalisi Merah Putih), sampai nanti dibahas di kongres," ujar Zulkifli, Selasa (9/2/2014).
Hal itu dikatakan Zulkifli menyikapi hasil pertemuan Ketua Umum PAN Hatta Rajasa dengan Presiden terpilih Joko Widodo, di kediaman Ketua Umum Partai Nasional Demokrat Surya Paloh, di Jl Permata Berlian R20, Permata Hijau, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Senin (1/9/2014) malam.
Dalam pertemuan yang turut dihadirinya itu, Zulkifli menjelaskan pertemuan hanya sekadar silaturahmi antarelite partai politik. "Silaturahmi dan ucapan selamat, kita harus membangun budaya yang santun dan beretika," terang pria yang juga Menteri Kehutanan ini.
Lebih lanjut dia mengatakan, hingga saat ini PAN masih berada di dalam Koalisi Merah Putih yang dibesut kandidat Presiden-Wakil Presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Hatta yang merupakan mantan rival Jokowi-JK di Pilpres 2014 lalu, menunjukkan hubungan yang tetap terjalin baik pasca berakhirnya persaingan.
Namun untuk menentukan posisi politik PAN selama lima tahun ke depan, Zulkifli mengatakan baru akan ditentukan tahun depan melalui Kongres PAN. "Kongres tahun 2015," singkatnya.
Sementara itu, Jokowi-JK tengah menyusun pengisi kursi kabinetnya mulai bulan September hingga pelantikannya nanti 20 Oktober 2014. Jika PAN baru memutuskan sikap politiknya pada tahun 2015, apakah artinya PAN tak akan mendapat jatah kursi menteri Jokowi-JK? Keputusan ini sepenuhnya berada di tangan Jokowi sebagai pemegang hak prerogatif presiden.
Sebagaimana diketahui, Hatta Rajasa melakukan pertemuan dengan Joko Widodo, Senin malam. Turut hadir dalam pertemuan itu Surya Paloh, Zulkifli Hasan, dan Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristianto.

Cuma Ucapkan Selamat pada Jokowi
Lebih jauh Zulkifli Hasan mengatakan pertemuan Hatta Radjasa dengan Jokowi hanyalah untuk mengucapkan selamat pada Jokowi dan sama sekali tak punya tujuan tersembunyi apalagi untuk berkoalisi.
"Silaturahmi dan ucapan selamat," kata Zulkifli Hasan, Selasa (2/9/2014).
Zulkifli enggan menjelaskan apakah pertemuan tersebut membahas dukungan partai berlambang matahari itu kepada pemerintahan Jokowi dan Jusuf Kalla. Menurut Zulkifli, partainya masih mendukung Koalisi Merah Putih (KMP).
Namun, tidak tertutup kemungkinan rencana koalisi bisa diwacanakan dalam kongres PAN tahun depan. "Sampai ada keputusan kongres 2015," jelas Zulkifli.

Cuma Tak Ingin Seperti SBY-Mega
Dilain pihak, Juru Bicara KMP, Tantowi Yahya, di mana pertemuan itu hanya sekedar silaturahmi biasa dan sudah dijelaskan oleh Hatta.
Tantowi menjelaskan, gaya politik yang ingin dibangun oleh Hatta memang demikian, walau memiliki beda pandangan politik namun komunikasi politik harus tetap jalan.
"Jadi istilahnya komunikasi fleksibel, apalagi tadi Pak Hatta mencibir jangan lagi mewariskan kepemimpinan kedepan yang tidak baik dengan tidak bertegur sapa selama bertahun-tahun," katanya saat dihubungi, Selasa (2/9/2014).
Sindiran Hatta ini diketahui layaknya hubungan Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri yang terkesan tidak harmonis.
Tantowi menegaskan, PAN yang sejatinya telah bersama Koalisi Merah Putih sejak awal ketika mendukung pancalonan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sebagai presiden dan wakil presiden tidak akan pernah berubah haluan. Dimana, PAN akan tetap berada di KMP sampai 2019. "Betul sampai 2019," pungkasnya.

Cuma Silaturahmi Belaka
Politikus senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Pramono Anung, mengatakan pertemuan Hatta dengan Jokowi, di kediaman Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, tadi malam, hanyalah silaturahmi belaka.
Pertemuan itu, kata Pramono, hanyalah silaturahmi biasa. "Ini bagian dari silaturahmi dan sekalian  berdemokrasi yang baik," katanya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (2/9/2014).
Pramono menjelaskan, apapun sikap politik yang ditunjukkan oleh Hatta itu membuktikan kalau mantan Menko Perekonomian itu secara pribadi mengapresiasi putusan MK dan apapun keputusannya harus didukung.
"Sehingga kalau ada lanjutan komunikasi, ini bagian dari titik temu, karena tidak bisa bangsa ini diurus sendirian," tegasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar