Rabu, 09 Juli 2014

Drama Sujud Prabowo

Calon presiden dan calon wakil presiden, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa meluapkan kegembiraan dengan melakukan sujud syukur bersama para petinggi koalisi Merah Putih di Jalan Kartanegara No.4 Kebayoran Baru. Versi hitung cepat (quick count) internal Prabowo-Hatta, pasangan ini unggul dibandingkan Jokowi-JK.
"Kami memang menunggu sampai semua data masuk, setelah 99 masuk, baru kami memposisikan sikap setelah 99 persen, kami meminta kepada seluruh anggota pendukung koalisi Merah Putih dan seluruh rakyat Indonesia untuk menjaga dan mengawal sampai perhitungan ini selesai sampai KPU dan penetapan resmi KPU pusat," kata Prabowo sebelum lakukan sujud syukur, Rabu (9/7/2014).
Aksi itu dilakukan di hadapan para pendukungnya. Usai sujud syukur, Prabowo dan anggota koalisi Merah Putih dan para pendukung pasangan ini langsung menyanyikan lagu 'Prabowo Presidenku' versi Garuda di Dadaku. Suasana ramai pun semakin pecah.
Beberapa lembaga survei yang memenangkan Prabowo-Hatta adalah Jaringan Suara Indonesia (JSI), Puskaptis, Lembaga Survei Nasional (LSN) dan IRC. Dengan patokan hasil lembaga survei itu, Prabowo meminta kubu Jokowi-JK tidak mengklaim kemenangan sepihak meski lembaga survei kredibel SMRC, Litbang Kompas, CSIS-Cyrus Network, Lingkaran Survei Indonesia, Indikator Politik Indonesia, Populi Center, dan Radio Republik Indonesia memenangkan pasangan tersebut.
Prabowo masih menunggu real count yang dilakukan oleh KPU. Hasil KPU ini baru diketahui pada 21 atau 22 Juli 2014.
Kisah sujud syukur Prabowo ini juga pernah terjadi pada Pilgub DKI 2012 lalu. Saat mendukung pasangan Jokowi-Ahok pada Pilgub DKI, setelah mengetahui jagoannya menang Prabowo langsung melakukan sujud syukur.
"Saya bersujud syukur kepada Allah," kata Prabowo menjawab pertanyaan Merdeka.com di lantai 4 kantor DPP Gerindra, di Harsono, Ragunan, Jakarta Selatan, Kamis (20/9/2012) dua tahun lalu.
Prabowo mengaku sudah memperkirakan Jokowi bakal menang. Raut muka Prabowo tampak berseri-seri melihat hasil hitung cepat menunjukkan Jokowi menang. "Kemenangan Jokowi adalah kemenangan rakyat dan pancasila," ujarnya.
Saat itu hasil hitung cepat yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI), pasangan Jokowi-Ahok menang dengan presentase dengan 53,81 persen suara. Ternyata hasil hitung cepat tak jauh berbeda dengan real count yang dilakukan oleh KPU DKI Jakarta yaitu 53,82 persen untuk kemenangan Jokowi-Ahok.
Pada kasus pilpres, memang banyak lembaga survei hitung cepat hasilnya berbeda-beda. Lalu, hasil hitung cepat lembaga mana yang paling mendekati dengan real count KPU? Jawab tentu lembaga survei kredibel yang selama ini punya rekam jejak yang tak tercela. [merdeka]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar