Jumat, 06 Juni 2014

Pemerintahan Jokowi-JK Tak Akan Mentolerir Aksi Kekerasan

Tim sukses pasangan capres cawapres Jokowi-JK yang tergabung dalam tim "Bravo 5" mengunjungi Pondok Pesantren Al Islam Gedong Kiwo Yogyakarta. Di depan para santri, tim sukses Jokowi-JK ini menyinggung tentang aksi intoleransi yang terjadi di Kabupaten Sleman, DIY, beberapa waktu lalu.
"Aksi intoleransi itu kan hanya kelompok-kelompok kecil saja, jika kita bersama-sama sepakat menyelesaikan itu saya kira akan selesai," ujar Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Panjaitan, Jumat (6/6/2014).
Luhut mengungkapkan, perbedaan-perbedaan itu sudah ada sejak manusia lahir. Jika ada permasalahan, maka harus diselesaikan dengan perundang-undangan yang berlaku. Aparat penegak hukum perlu bekerja keras untuk mencegah kejadian serupa kembali terulang.
"Kuncinya pemerintah harus tegas, jika beliau (Jokowi-JK) menang, aksi kekerasan Insya Allah tidak akan ditoleransi," ucapnya.
Terkait pengusutan kasus penyerangan di Sleman, Luhut percaya pihak kepolisian akan bekerja secara profesional dan tidak akan merusak reputasinya.
"Kita tunggu saja tindakan polisi, tapi saya percaya betul akan profesional," tandasnya.
Sementara itu, Alwi Shihab mengatakan, apa pun alasannya tindak kekerasan itu tidak dibenarkan. Kekerasan juga tidak akan menyelesaikan masalah.
"Di Suriah, kekerasan tidak pernah selesai," pungkasnya.
Rencananya, tim sukses pasangan capres dan cawapres Jokowi-JK yang tergabung dalam tim Bravo 5 di Yogyakarta akan mengunjungi sekitar lima lokasi untuk berdialog. Salah satunya bertemu dengan sekitar 1.500 kiai di DIY.  [kompas]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar