Jumat, 06 Juni 2014

Capresnya Dijual Tak Laku-laku, Serang Capres Lain dengan Kampanye Hitam

Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, AA Ari Dwipayana menilai maraknya kampanye hitam menjelang pemilu presiden (pilpres) tak lepas dari figur-figur pasangan calon yang akan bersaing pada 9 Juli nanti. Menurutnya, ketika elektabilitas figur yang diusung ternyata sulit diangkat maka strategi yang digunakan adalah kampanye hitam untuk menggerus suara ke kubu pesaing.
“Tujuan utama kampanye hitam memang untuk men-downgrade kompetitornya dengan menyerang tanpa data atau bukti," kata Ari melalui layanan BlackBerry Messenger, Jumat (6/6/2014).
Dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) UGM itu memaparkan, figur merupakan hal penting dalam kontestasi di pilpres. Karenanya ketika figur minim dengan rekam jejak yang bisa ditawarkan ke publik, maka untuk memenangkannya adalah dengan menggerus suara kubu pesaing melalui kampanye hitam. “Jadi kampanye hitam dilakukan oleh kubu yang sulit jualan figur minim prestasi,” ulasnya.
Lebih lanjut Ari menjelaskan, kesulitan mendongkrak elektablitas figur dalam komntestasi direspon dengan strategi ofensif, termasuk dengan kampanye hotam. “Strategi ofensif ini dipercayakan sebagai strategi yang efektif," ulasnya.
Namun demikian Ari menyangkan maraknya kampanye hitam. Sebab, hal itu merupakan pembodohan terhadap pemilih. “Karena rakyat tidak diberi alternatif temtang pilihan program dan rekam jejak kandidat,” pungkasnya.
Sebelumnya kubu pasangan calon presiden-calon wakil presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla melaporkan sejumlah temuan bermuatan fitnah ke Bawaslu dan Mabes Polri. Di antaranya adalah beredarnya Tabloid Obor Rakyat di kalangan santri. Isi pemberitaannya tentang agama Jokowi yang tak sesuai fakta.
Selain itu ada pula penyebaran surat palsu ke Kejaksaan Agung yang seolah-olah dari Jokowi. Isinya adalah permintaan ke Kejagung agar menunda pemeriksaan terhadap Jokowi sebagai saksi kasus dugaan korupsi proyek Transjakarta.  [ara/jpnn]

3 komentar:

  1. Ada ketakutan akan sebuah kekalahan .. kurang dewasa dalam.berpolitik .. lbh mementingkan golonganya .. sesungguhnya dr golongan mereka tak layak untuk d ikuti .. apalagi d pilih .

    BalasHapus
  2. Ini referensi penting utk mengenal seperti apa Panasbung (Pasukan Nasi Bungkus) dan keberadaan PKS di dekat PAN, PPP, Golkar dan Gerindra. PKS di tengah mereka sebenarnya kawan sejati atau musuh dalam selimut?

    Pengakuan Panasbug Prabowo :
    http://majalah.detik.com/cb/8bf725b022d2f148f5b91225b1056ea8/2014/20140609_MajalahDetik_132.pdf

    Kata Tokoh Besar NU dan Muhammadiyah tentang PKS :
    http://www.bhinnekatunggalika.org/galeri.html

    BalasHapus
  3. Benar dan tidak salah harusnya itu yang menjadi landasan sikap dan tindakan kita. Keikhlasan untuk keberkahan hasil yang diridhoiNya bukan hanya disini tetapi juga di sana bukan hanya saat ini namun juga nanti (Toh sesungguhnya dimanapun dan kapanpun kita senantiasa berada dalam pengamatannya bukan hanya yang tampak di permukaan namun juga yang tersirat di kedalaman). Memang kita wajib membela kebenaran dan mencegah kezaliman namun tidak perlu dengan cara mencela fihak lainnya secara berlebihan. Mencela adalah trick semu yang justru akan menjauhkan kita dari kebenaran, menggantikannya dengan dusta kepalsuan dan menjerumuskan diri tenggelam ke kefasikan (menganggap diri paling mulia sehingga merasa berhak membenci, mendengki dan merusak lainnya). Iblis berhasil memperdaya manusia ke luar surga haruskah dia juga berhasil memperdaya manusia ke liang neraka dengan kesombongan dan kedengkiannya ? Hanya mereka yang memiliki kemantapan surga di hatinya yang akan membawa kemuliaan surga ke dunia ini sehingga layak mendapatkan keridhoan surgaNya kelak di hari nanti. Jangan terperdaya. Jalani saja dengan baik peran kita saat ini biarkan kehendakNya yang terjadi. Menang (atau bahkan kalah) yang diridhoiNya tetaplah lebih baik daripada menang (apalagi kalah) yang dilaknatiNya. Kasihilah sesamamu sebagaimana Tuhan mengasihimu dengan rahmah dan hidayahNya (karena sesungguhnya mereka bahkan perlu dikasihani karena dalam setiap kepalsuan selalu ada dusta kerusakan dan pengrusakan diri yang semakin mendalam).

    BalasHapus