Selasa, 17 Juni 2014

Jokowi: Nelayan Harus Setop Bergantung pada Rentenir

Akses modal kerja dan pasar yang lebih luas menjadi kesulitan para nelayan kecil. Perlu ada bank dan perlakuan khusus untuk memutus rantai ketergantungan nelayan terhadap rentenir dan tengkulak yang selama ini menjadi gantungan hidup mereka.
"Akses modal mereka berat sekali, sangat tergantung rentenir dan tengkulak. Harus ada bank maritim yang unit-unit di kampung nelayan," ujar Jokowi setelah seharian berdialog dengan nelayan dan rakyat di sekitaran Jabar.
Akibat keterbasan akses modal untuk kerja, para nelayan kesulitan mengatasi masalah sederhana seperti pengadaan jaring baru. Jaring yang rusak berulang kali diperbaiki dan selalu kembali rusak dalam waktu tidak lama.
Belum lagi, masalah yang lebih besar seperti mengganti mesin motor tempel untuk perahu. Padahal dengan mesin yang rata-rata sudah berusia lebih dari sepuluh tahun lebih boros bahan bakar dan daya tempuhnya sangat terbatas. Di darat, nelayan membutuhkan fasilitas cold storage. Sayangnya fasilitas ini membutuhkan pasokan listrik sangat besar sebagai sumber tenaganya sehingga biasa sewa juga terhitung tinggi.
"Kalau tangkapannya gak masuk cold storage, cepat busuk dan harganya jatuh. Nelayan butuh cold storage yang murah, atau dengan teknologi lain yang minim listrik," paparnya.
Jokowi yakin pemerintah tahu masalah tersebut. Hanya saja, solusi yang disiapkan belum benar-benar dapat menyelesaikan masalah di lapangan. "Yang di awang-awang banyak sekali, sedangkan yang menginjak bumi belum. Ini pekerjaan lapangan," tutupnya.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar