Partai Demokrat bersama Partai Golkar menjajaki komunikasi mengusung
calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres). Hal itu
berawal dari Partai Golkar yang tidak diberikan posisi calon wapres oleh
PDIP juga lemahnya elektabilitas capres hasil konvensi Partai Demokrat.
Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Max Sopacua di Jakarta, Sabtu (17/5/2014), mengatakan Partai Demokrat dan Golkar telah membentuk tim guna koalisi menuju pemilihan presiden (pilpres).
Sebab kedua partai tersebut tidak menjadi bagian poros koalisi PDIP atau
Gerindra. "Tiga hari yang lalu (14/5), Partai Demokrat dan Partai
Golkar telah membentuk tim penjajakan koalisi. Tim tersebut dinamakan
Tim 6 karena beranggotakan 3 orang dari Partai Golkar yaitu Agung
Laksono, Sharif C Soetardjo, serta Sekjen Idrus Marham. Kemudian dari
tiga orang dari Partai Demokrat yaitu Sekjen Edhie Baskoro 'Ibas'
Yudhoyono, Ketua Harian Syarief Hasan, dan Sekretaris Majelis Tinggi
Jero Wacik," jelasnya kepada Media Indonesia, kemarin.Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Max Sopacua di Jakarta, Sabtu (17/5/2014), mengatakan Partai Demokrat dan Golkar telah membentuk tim guna koalisi menuju pemilihan presiden (pilpres).
Ia mengatakan, kedua partai tersebut melalui tim yang telah dibentuk telah menggelar rapat sangat intensif untuk memutuskan sikap politik. Hal itu guna kesepakatan koalisi Partai Demokrat dan Partai Golkar menjelang hari terakhir pendaftaran capres-cawapres ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 18 Mei-20 Mei.
Max menerangkan, inisiasi pembentukan tim 6 tersebut berdasarkan perhitungan Partai Demokrat tidak bisa mengusung capres. Kemudian Partai Golkar tidak diberikan harapan saat Ketua Umum Partai Golkar Aburizal 'Ical' Bakrie bertemu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Tim 6 tersebut sebenarnya tindak lanjut dari komunikasi politik selama ini antara Partai Golkar dan Partai Demokrat. Selain itu juga kerena Partai Demokrat tidak bisa mencapreskan hasil konvensi capres, seperti elektabilitas pemenang konvensi yaitu pak Dahlan jauh dibanding capres lain. Hal itu dikuatkan dengan tidak adanya titik temu antara Pak Aburizal dengan ibu Mega di mana Partai Golkar tidak diberikan posisi sebagai cawapres," tambahnya.
Oleh sebab itu, pada penjajakan tim 6 tersebut muncul wacana di mana Partai Golkar ingin meminta cawapres kepada Partai Demokrat. "Wacana yang muncul memang capresnya pak Aburizal dan cawapresnya pak Pramono Edhie. Namun semua hasil penjajakan tersebut nantinya dibawa ke Rapimnas (rapat pimpinan nasional) masing-masing untuk disahkan. Sebab semua kemungkinan masih bisa terjadi, termasuk perubahan arah koalisi maupun posisi capres dan cawapres," lanjutnya. [Hnr/metrotvnews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar