Partai Hanura akhirnya memutuskan untuk berkoalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di pilpres nanti. Hanura memilih bergabung dengan PDIP karena tak bisa mencari teman koalisi untuk mengusung pasangan Wiranto-Hary Tanoesoedibjo (WIN-HT) sebagai pasangan capres-cawapres.
Perolehan suara Hanura tak cukup karena hanya memperoleh sekitar 5 persen.
Wiranto menegaskan, Hanura akan mendukung penuh pencapresan Jokowi. "Hanura akan melakukan kerja sama untuk pilpres dan membangun Indonesia lebih baik lagi. Capres siapa saja yang ditunjuk PDIP tentu Pak Jokowi kita dukung semua," ujarnya.
Padahal selama ini pasangan WIN-HT sudah masif beriklan di televisi. Lewat media milik HT di bawah bendera MNC Group, setiap hari WIN-HT nongol di televisi. Mereka jor-joran dalam beriklan.
Untuk memuluskan langkah WIN-HT, media Hary Tanoe juga kerap mengkritik langkah Jokowi yang maju sebagai capres diusung oleh PDIP. Kritik pedas itu dilancarkan berulang-ulang.
Saat Hanura tak mampu mengusung capres-cawapres sendiri, peta politik berubah. Wiranto malah berbalik mendukung pencapresan Jokowi dengan bergabung dengan PDIP.
Lalu bagaimana sikap media milik HT? Padahal sebelumnya media milik Hary Tanoe selalu menyudutkan Jokowi selama pemilu legislatif berlangsung.
Media milik Hary Tanoe juga pernah menanyangkan iklan Kutunggu Janjimu. iklan itu berisi tayangan-tayangan berbagai masalah yang ada di Jakarta, seperti bus berkarat dan lainnya. Lalu di akhir, iklan itu menampilkan pidato Jokowi yang menyatakan akan tetap mengabdi di Jakarta selama 5 tahun, kemudian ditutup dengan kalimat kutunggu janjimu.
Sekarang, ketika Hanura memutuskan untuk bergabung dengan PDIP, apakah media milik Hary Tanoe sekarang berbalik mendukung Jokowi? [has/merdeka]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar