Minggu, 23 Maret 2014

Survei Pol-Tracking: Jusuf Kalla Libas Jokowi

Hasil survei Pol-Tracking Institute yang melibatkan 330 profesor dari 33 provinsi di Indonesia sebagai tim penilai, menempatkan Jusuf Kalla sebagai tokoh dengan kualitas dan kompetensi personal terbaik. Jusuf Kalla mendapat skor total 7,70, disusul Joko Widodo (Jokowi) 7,66 dan Mahfud MD di tempat ketiga dengan skor 7,55.
Survei pakar yang berlangsung dari Februari-Maret 2014 itu menilai 35 kandidat capres-cawapres berdasarkan tujuh aspek dimensi, yakni integritas, visi dan gagasan, leadership dan keberanian mengambil keputusan.
Kemudian kompetensi dan kapabilitas, pengalaman dan prestasi kepemimpinan, kemampuan memimpin pemerintah dan negara, serta kemampuan memimpin koalisi parpol di pemerintahan.
"Untuk skor total penilaian dari tujuh aspek itu terdapat 25 tokoh yang nilai ketercukupannya di atas 6. Peringkat pertama Jusuf Kalla (7,70) beda tipis dengan Joko Widodo (7,66)," kata Direktur Eksekutif Pol-Tracking Institute, Hanta Yuda dalam survei "Mengukur Kualitas Personal Para Kandidat Capres-Cawapres 2014" di Jakarta, Minggu (23/3).
Di posisi berikutnya diisi mantan ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD (7,55), Ketua Umum Partai Hanura Wiranto (7,09), Ketua Dewan Pertimbangan Partai Gerindra Prabowo Subianto (7,08).
Posisi selanjutnya ditempati Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan (6,97), Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (6,84), Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (6,81), Ketua Dewan Syuro Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra (6,72), Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (6,70), Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (6,69), Anies Baswedan (6,61). Ketua Umum PAN Hatta Rajasa (6,56), Akbar Tanjung (6,39), Megawati Soekarnoputri (6,39), Hidayat Nur Wahid (6,33), Gita Wirjawan (6,18), Marzuki Alie (6,18), Syahrul Yasin Limpo (6,16), Sutiyoso (6,15), Endriartono Sutarto (6,09), Isran Noor (6,07), Suryadharma Ali (6,06), Pramono Edhie Wibowo (6,04), dan Hary Tanoesudibjo (6,00).
Survei ini melibatkan juri penilai yang terdiri dari 330 guru besar yang tersebar dari seluruh provinsi di Indonesia. Mereka tidak hanya pakar ilmu politik, tetapi juga pakar di bidang lainnya, seperti ekonomi, pertanian, hukum, dan manajemen. Para guru besar itu, antara lain Amat Mukhaddis (ITS), Darawati Hari (UI), Asep warlan Yusuf (UNPAR), Asep Kartiwa (UNPAD), Muhajir Utomo (Universitas Lampung), Andi Imakesuma (Universitas Negeri Makassar). Admin Alif (Universitas Andalas), Daniel Saaludin (Universitas Jambi), Sandi Maryanto (Universitas Muhammadiyah Kupang), Ali Rahmanu (Universitas Haluoleo), Danes Jaya Negara (Universitas Palangkaraya).
Lebih jauh dikatakan Hanta, survei pakar dilakukan berdasarkan keinginan pemilih. Merujuk pada survei terdahulu pada Desember 2013, sebanyak 45,95 persen pemilih membutuhkan informasi tentang kemampuan menyelesaikan masalah. Publik juga membutuhkan informasi mengenai visi, misi, dan program kerja yang ditawarkan calon presiden dan wakil presiden (37,6 persen).
Lebih lanjut dikatakan, konteks visi-misi dan gagasan serta latar belakang kandidiat menjadikan riset pakar diadakan. Karena ditambahkan, selama ini publik secara luas tidak banyak memberikan tempat bagi kandidat pada aspek kapasitas, kapabilitas, dan kualitas personal.

Sumber :
beritasatu.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar