Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati
Soekarnoputri disarankan tidak maju menjadi calon presiden (capres).
PDI-P sebaiknya mengusung Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi), sebagai
capres.
"Kalau mencalonkan Megawati itu kan cuma mengandalkan kekeluargaan
saja. Mengandalkan kalau dia trah Soekarno. Padahal Mega sudah terbukti
gagal. Kalau yang saya lihat yang menguat di masyarakat ya Jokowi," kata
pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Arbi Sanit usai
menghadiri sebuah diskusi di Jakarta, Minggu (16/2/2014).
Dia menyatakan, Jokowi hanya dapat disaingi Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto.
"Memang
ditempel tipis sama Prabowo, tapi Prabowo tidak sekelas dengan Jokowi.
Prabowo memiliki cacat di masa lalu yang sulit dihilangkan," tegasnya.
Menurutnya, PDI-P perlu segera mencari figur calon wakil presiden (cawapres) untuk mendampingi Jokowi.
"Pendamping Jokowi itu penting, tapi yang penting adalah saingan.
Biar demokrasi kita sehat lah. Karena kalau belum bersaing sudah
dicarikan pasangan kan susah juga," tandasnya.
Sebelumnya, PDI-P membuka berpeluang mengusung pasangan Mega-Jokowi.
"(Mega-Jokowi) bagus itu. Bukan isu lagi, tapi memang yang berhembus
kuat di internal PDI-P (Mega-Jokowi)," kata Ketua DPP PDI-P Effendy
Simbolon di Gedung DPR, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, partainya ingin melihat respon masyarakat. "Digulirkan sekalian mengukur seberapa jauh respon masyarakat," ujarnya.
Dia tidak mempermasalahkan pendapat sejumlah kalangan yang menyebut
Jokowi bakal disalip figur lain jika hanya menjadi cawapres. "Itu
pendapat orang silakan saja. Bagi kami di PDI-P ketokohan Bu Mega yang
utama. Apalagi dia ketua umum kami (PDI-P)," ujarnya.
Dia menyatakan, Mega masih menjadi sosok yang sangat tepat untuk
menjadi presiden. "Di PDIP ketokohan Bu Mega jadi sosok yang kami anggap
tepat. Sosok Jokowi, kami sangat bersyukur bahwa kaderisasi di PDI-P
melahirkan pemimpin generasi berikutnya. Begitu tingginya respon
masyarakat, terlepas dari itu, keputusan ada di partai," tegasnya.
Sumber :
beritasatu.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar