Minggu, 16 Februari 2014

Kata Sanit, Harusnya Mega Tak Nyapres

Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri disarankan tidak maju menjadi calon presiden (capres). PDI-P sebaiknya mengusung Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi), sebagai capres.
"Kalau mencalonkan Megawati itu kan cuma mengandalkan kekeluargaan saja. Mengandalkan kalau dia trah Soekarno. Padahal Mega sudah terbukti gagal. Kalau yang saya lihat yang menguat di masyarakat ya Jokowi," kata pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Arbi Sanit usai menghadiri sebuah diskusi di Jakarta, Minggu (16/2/2014).
Dia menyatakan, Jokowi hanya dapat disaingi Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto.
"Memang ditempel tipis sama Prabowo, tapi Prabowo tidak sekelas dengan Jokowi. Prabowo memiliki cacat di masa lalu yang sulit dihilangkan," tegasnya.
Menurutnya, PDI-P perlu segera mencari figur calon wakil presiden (cawapres) untuk mendampingi Jokowi.
"Pendamping Jokowi itu penting, tapi yang penting adalah saingan. Biar demokrasi kita sehat lah. Karena kalau belum bersaing sudah dicarikan pasangan kan susah juga," tandasnya.
Sebelumnya, PDI-P membuka berpeluang mengusung pasangan Mega-Jokowi. "(Mega-Jokowi) bagus itu. Bukan isu lagi, tapi memang yang berhembus kuat di internal PDI-P (Mega-Jokowi)," kata Ketua DPP PDI-P Effendy Simbolon di Gedung DPR, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, partainya ingin melihat respon masyarakat. "Digulirkan sekalian mengukur seberapa jauh respon masyarakat," ujarnya.
Dia tidak mempermasalahkan pendapat sejumlah kalangan yang menyebut Jokowi bakal disalip figur lain jika hanya menjadi cawapres. "Itu pendapat orang silakan saja. Bagi kami di PDI-P ketokohan Bu Mega yang utama. Apalagi dia ketua umum kami (PDI-P)," ujarnya.
Dia menyatakan, Mega masih menjadi sosok yang sangat tepat untuk menjadi presiden. "Di PDIP ketokohan Bu Mega jadi sosok yang kami anggap tepat. Sosok Jokowi, kami sangat bersyukur bahwa kaderisasi di PDI-P melahirkan pemimpin generasi berikutnya. Begitu tingginya respon masyarakat, terlepas dari itu, keputusan ada di partai," tegasnya.

Sumber :
beritasatu.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar