Partai Golkar tak percaya dengan hasil survei bahwa rakyat Indonesia
menghendaki capres muda. Partai beringin memandang masyarakat tak peduli
dengan dikotomi tokoh muda dan tua di Pilpres.
"Yang jauh lebih
penting dan urgen bagi rakyat adalah hadirnya tokoh yang otentik dan
bersih (dan membersihkan). Capres tua atau capres muda tidak ada bedanya
alias "setali tiga uang" saja kalau dua-duanya tidak bersih dari
korupsi!," kata Ketua DPP Golkar Hajriyanto Y Tohari dalam siaran pers,
Rabu (15/1/2014).
Menurut Hajri, presiden yang bersih saja belum
tentu bisa membersihkan negara ini dari korupsi. Dibutuhkan tokoh yang
bersih dan membersihkan untuk menjadi Presiden RI.
"Tak peduli
dia berusia tua atau muda! Untuk apa tokoh muda kalau faktanya belepotan
dengan korupsi dan suap? Tentu kita senang kalau muncul tokoh muda
dalam Pilpres 2014. Tetapi bukan faktor mudanya, tetapi bersihnya!,"
kata Hajri.
Namun ia tak memungkiri kalau ada tokoh muda yang
bersih dan membersihkan, ibarat air mutlak yaitu air suci yang
menyucikan, tentu itu sangat ideal.
"Tetapi kalau dia tokoh muda
tetapi indikasi koruptifnya begitu kuat, ya untuk apa kita punya
presiden muda tetapi korup? Sebab, korupsi lah yang menjadi tantangan
terbesar yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang ini," kata Hajri.
"Maka
munculnya tokoh yang bersih dan membersihkan lah yang jauh diperlukan
oleh bangsa ini! presiden tua atau presiden muda itu sekunder atau kalau
bukannya malah tersier saja! Yang primer adalah presiden yang bersih
dan membersihkan!," tandasnya.
Lembaga survei Institut Riset
Indonesia (Insis) merilis survei seputar capres yang diharapkan rakyat.
Hasilnya rakyat menghendaki capres yang masih muda seperti Jokowi.
"Responden
yang akan menggunakan hak pilih jika capres di Pilpres 2014 berusia di
atas 55 tahun hanya 63,36 persen. Kondisi berbeda jika yang maju di
Pilpres 2014 adalah capres yang umurnya kurang dari 55 tahun, yang
mengatakan akan menggunakan hak pilih melonjak menjadi 81,86 persen,"
kata peneliti Insis Mochtar W Oetomo dalam paparan hasil survei di Hotel
Atlet Century, Senayan, Jakarta, Minggu (12/1/2014).
Tokoh muda
paling populer berdasar survei tersebut adalah Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi).
Ada beberapa tokoh lain di bawah Jokowi seperti Priyo Budi Santoso,
Hary Tanoesoedibjo, Hidayat Nurwahid, Muhaimin Iskandar, Puan Maharani
dan lainnya. Apakah suara keras Hajri itu menyindir salah satu tokoh
muda tersebut? Atau karena Capres Gulkar sudah tua?
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar