Rabu, 15 Januari 2014

Dari Orang-orang Terbuang untuk Jokowi

Sore ini hujan mulai turun. Warga Kampung Pesing Kedoya Utara sebagian telah membongkar tenda pengungsian mereka.
Di antara tenda pengungsian itu ada yang masih berdiri. Di dalamnya ada sekumpulan bapak-bapak membincangkan negara.
"Kalau menurut saya, Jokowi itu sudah sangat bagus jadi Gubernur DKI Jakarta. Daripada Gubernur sebelumnya, Pak Jokowi pernah mampir ke kampung kita ini. Kapan ya Pak Jokowi ke sini lagi, Mul?" kata seorang bapak bernama Budiman (44) di rel KA Pasar Pesing, Kedoya, Jakarta Barat, Rabu (15/1/2014).
"Mungkin Pak Jokowi masih sibuk jadi belum bisa mampir ke sini lagi. Kan mengurusi Jakarta bukan cuma satu kampung saja. Apalagi nanti ya kalau sudah jadi Presiden? Pasti dia keliling Indonesia," sahut Mul (30).
Di tenda itu ada enam orang yang sedang berbincang santai. Agaknya mereka lupa kalau rumah mereka masih terendam banjir, atau memang sudah terbiasa karena itu?
"Banjir ini bukan tanggung jawab Pak Jokowi saja. Tapi semua. Untungnya wakilnya Pak Ahok (Basuki Tjahaja Purnama), jadi tegas. Kalau bawahan macam-macam tinggal copot," imbuh Mul.
"Tapi, Mul, kalau Pak Jokowi jadi Presiden permasalahannya beda. Sekedar tegas tidak cukup. Makanya Jokowi nggak cocok dengan militer. Harus sama orang yang pintar," timpal seorang bapak di depan Mul, Palal (45).
"Orang yang pintar itu misalnya saja Anies Baswedan. Pasti mengerti permasalahan. Atau yang pintar dan dari wong cilik itu kayak si anak Singkong," tambah Palal.
"Anak singkong? Chairul Tanjung? Oh iya, dia juga cocok," sahut Mul.
Jelang mentari terbenam mereka masih asyik mengobrol. Ditemani kopi hitam dan beberapa sambil merokok, mereka tak pedulikan kereta commuter line yang melintas di jalur sebelah.
Mul, Palal, dan Budiman memang bukan partisan parpol apalagi anggota dewan. Mereka hanyalah kuli bangunan yang opininya jarang didengar orang-orang kebanyakan.

Sumber :
detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar