Jumat, 11 Oktober 2013

Giliran Warga Kampung Deret Bandingkan Jokowi dengan Foke dan Ali Sadikin

Puja puji untuk Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) juga datang dari warga penghuni Kampung Deret Tanah Tinggi. Meskipun apa yang dilakukan Jokowi di Tanah Tinggi dianggap kecil pasir di mata lawan politiknya, tetapi warga Tanah Tinggi mencatat dalam sanubari mereka apa yang telah Jokowi perbuat untuk mereka. Dana yang dikeluarkan oleh Jokowi untuk mengentaskan warga di Tanah Tinggi pun amat sangat kecil dibandingkan jumlah uang yang diduga diterima oleh para dewa di Mahkamah Konstitusi baru-baru ini, atau dana-dana liar yang ditilep para ratu di provinsi tetangga Jokowi.

Berikut ini penelusuaran detikcom:
Suasana tampak ramai di Kelurahan Tanah Tinggi, Jakarta Pusat, Selasa (09/10/2013) sekitar pukul 18:30 WIB. Warga terlihat santai menikmati petang di luar rumah. Sebagian anak kecil berlarian mengejar bola dan bermain sepeda. Sementara empat pemuda tampak asyik bermain tenis meja.
Di sudut lain, tampak dua ibu-ibu sedang membuat kue yang akan dijual esok subuh di Senen. Pemandangan asri dan rapi di kampung itu semakin terlihat dengan adanya taman yang diisi dengan berbagai bunga yang terdapat di sepanjang jalan. Tidak hanya di tanah, tapi juga bunga yang digantung di tembok pembatas rel kereta api.
Kelurahan Tanah Tinggi I RT 14/RW 01 Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat, yang sebelumnya merupakan kawasan kumuh kini menjadi tertata dan bersih. Pemandangan kumuh tidak tampak lagi sejak Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) "menyulap" kawasan tersebut menjadi Kampung Deret.
Di Kampung Deret ini terdapat 38 unit rumah yang dibangun permanen dengan cat warna hijau. Rumah-rumah tersebut diberikan secara gratis kepada warga sesuai dengan tapak rumah mereka yang telah habis akibat kebakaran yang terjadi pada Maret 2013 lalu.
Terdapat dua tipe rumah di kampung yang dihuni 78 kepala keluarga tersebut. Rumah bertingkat dan satu lantai. Darsono, 42 tahun, salah watu warga menuturkan sebelum menjadi Kampung Deret kawasan ini terkesan kumuh dan tidak atur.
Warga juga tidak dapat bermain di depan rumah karena ukuran jalan yang sangat sempit. Hanya cukup untuk dilalui bajaj. "Dulu jalannya gak lebar kayak gini. Terus soal sampah pagi sore udah ada yang ngangkut, jadi lebih bersih, rapi," kata bapak dua anak ini, Kams (10/10/2013).
Darsono menyatakan mendukung program kampung deret tersebut. Ia juga tidak dapat menutupi kegembiraannya karena Jokowi dianggap memperhatikan nasib mereka dan bersedia membantu mereka setelah rumah warga setempat ludes dilalap si jago merah beberapa waktu lalu.
"Saya lihat sih bagus (kepemimpinan Jokowi), sama orang kecil ngerti, kita dibantu, kebakaran dibantu rumah sepenuhnya. Bagus, saya senang banget dibantu Pak Jokowi," ujarnya.
Haji Mustamir, 64 tahun, sesepuh Kampung Deret, menyebutkan dahulu kawasan ini sangat padat. Sebab di depan rumah (di tembok pembatas rel kereta api) juga dibangun rumah warga. Akibatnya, jalan yang dapat dilalui sangat sempit. "Dulu cuma muat bajaj satu, di tengah-tengah ini pada bikin rumah," kata Mustamir, Kamis (10/10/2013).
Setelah rumah hangus terbakar, ia dan sejumlah warga lainnya tinggal di tenda pengungsian yang dibangun di kawasan tersebut dan baru dapat menghuni rumah program kampung Deret pada Agustus lalu.
Mustamir pun mengaku mendukung program Kampung Deret. Dia menilai, selama setahun memimpin Jakarta, Jokowi sudah melakukan gebrakan dengan memberi hunian bagi warga. Baik yang berbentuk kampung deret maupun warga yang direlokasi ke rumah susun.
"Gubernur yang dulu, Foke (Fauzi Bowo) gak ada gebrakan apa-apa. Busway kan lanjutin (program) Sutiyoso. Jokowi perduli sama warga, ngasih rumah, gak hanya di kampung deret, tapi juga di rusun-rusun itu," kata Mustamir.
"Saya sejak tahun 65 di Jakarta sampai sekarang ini belum ada yang kayak Jokowi. Cara kerjanya bagus. (Waktu Gubernur) Ali Sadikin kan bangun-bangun jalan," ujar Mustamir meneruskan.

Sumber :
detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar