Pengamat tata kota Nirwana Yoga mengapresiasi program penanggulangan
banjir oleh Pemprov Jakarta. Namun, dinas-dinas yang terkait dengan hal
itu dinilai terlambat menjawab kegelisahan warga Ibu Kota soal ancaman
banjir. Hal itu terlihat dari waktu pengerjaan yang mepet dengan musim
hujan.
Nirwana menjelaskan, di awal kepemimpinan Joko WIdodo (Jokowi)-Basuki Tjahaja Purnama (Ahok),
Jakarta sudah dihantam banjir hebat, Januari 2013 lalu. Di depan
berbagai media massa, Jokowi pun berkomitmen mempercepat upaya
penanggulangan banjir di Jakarta. Namun, ia menilai pekerjaan itu secara
nyata baru dikerjakan dinas beberapa waktu terakhir.
"Anak buah Pak Jokowi saya rasa masih proyek oriented, belum problem oriented. Harusnya tak perlu nunggu instruksi, wong sudah jelas apa masalahnya, langsung anggarkan, langsung kerja kan," kata Nirwana, Jumat (11/10/2013).
Nirwana
tak setuju jika alokasi anggaran menjadi biang keterlambatan program
penanggulangan banjir. Menurutnya, dinas-dinas di Pemprov DKI seharusnya
telah mengetahui apa akar masalah. Sebut saja, selain menyangkut
persoalan besar seperti pendangkalan sungai, penyempitan pitan sungai
dan waduk, ada juga persoalan yang bisa dikerjakan dalam waktu singkat.
Misalnya, perbaikan drainase di setiap permukiman warga.
Contoh
lain, yakni pembuatan sumur resapan di Jakarta. Menurut Nirwana, dinas
terkait terlalu fokus menjadikan pembuatan sumur resapan itu sebagai
proyek di dinasnya. Padahal, apa sulitnya membangun sumur resapan jika
Pemprov DKI memberdayakan lahan milik masyarakat sendiri untuk dijadikan
sumur resapan dalam tersebut.
Selain jauh lebih murah, tentu
lebih efektif dalam mengurangi genangan di Ibu Kota. Yang dilakukan,
hanya tinggal membedakan saja kualitas sumur resapan dalam yang dibuat
oleh Pemprov DKI de ngan sumur resapan yang dibuat berdasarkan hasil
pemberdayaan masyarakat di DKI Jakarta.
"Harusnya sumur resapan
diserahkan ke warga. Misalnya tiap rumah menyediakan sumur satu. Kalau
begitu, jangankan 2.000, satu juta sumur resapan pun juga bisa kita
buat," ujar Nirwana.
"Tapi, dinas kita kan enggak,mereka
berorientasi pada proyek dan instruksi gubernur. Masak mau buat sumur
resapan saja nunggu proyek dan instruksi gubernur, ya jangan dong,"
lanjutnya.
Nirwana yakin, saat mulai menjabat, Jokowi dan Ahok
telah memiliki desain program antisipasi banjir. Harusnya, dinas-dinas
menyambut ide tersebut dengan melaksanakan dengan segera. Ia berharap,
lambannya kerja dinas-dinas, masuk ke dalam evaluasi kerja satu tahun
Pemprov DKI.
Pemprov DKI melakukan sejumlah proyek antisipasi
banjir dengan normalisasi 12 waduk di Jakarta secara bertahap. Selain
itu dilakukan juga normalisasi sebanyak 4 dari 13 sungai besar di DKI
sejak dua bulan lalu.
Berikutnya, ada program yang baru
dilakukan, yakni perbaikan 73 pompa, pembuatan 1985 sumur resapan,
refungsi saluran penghu bung, pengadaan CCTV di rumah pompa dan
sebagainya.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar