Sejumlah organisasi dan lembaga pelestarian pusaka di Indonesia tengah
berupaya menyelamatkan situs Trowulan dari kehancuran dan penghancuran.
Namun pemerintah dinilai kurang memperhatikan nasib Ibu Kota Majapahit
ini.
Itulah yang dirasakan Badan Pelestarian Pusaka Indonesia
(BPPI) dalam perjuangan menyelamatkan situs Trowulan. Minimnya
partisipasi pemerintah Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, mengingatkan
mereka pada sosok Mantan Wali Kota Solo Joko Widodo (Jokowi) yang saat ini menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Pertengahan
tahun 2011, Jokowi menentang rencana pembangunan pusat perbelanjaan di
Jantirejo, Solo. Pusat perbelanjaan itu didukung oleh Pemerintah
Provinsi Jawa Tengah, namun Jokowi berani menolak rencana itu karena
lokasi proyek pusat perbelanjaan adalah Pabrik Es Saripetojo yang jadi
situs budaya.
"Coba kayak Jokowi, dia menentang situs budaya
menjadi mal. Kita juga waktu itu bantu Pak Jokowi, dia mewakili
pemerintah untuk menyelamatkan peninggalan sejarah," kata Direktur
Eksekutif BPPI Adrian Perkasa kepada detikcom.
Adrian
mengharapkan pemerintah provinsi Jawa Timur dan pemerintah Kabupaten
Mojokerto mampu bersikap seperti Jokowi. Sikap berani untuk
menyelamatkan saksi bisu kebesaran bangsa Indonesia.
"Masih
sedikit pemimpin yang peduli budaya dan sejarah. Ditambah keruwetan
otonomi daerah, satu pihak ingin bangun jalan, satu pihak ingin bangun
pabrik, satu pihak ingin bangun pariwisata, kurang integrasi," kata
Adrian.
Situs Trowulan adalah satu-satunya bukti kejayaan
Majapahit sebagai pusat pemerintahan kerajaan yang hendak menyatukan
nusantara. Istana dan kompleks tata kota seluas 112 kilometer persegi
terkubur di bawah pabrik, sawah, dan 66 desa.
Setiap struktur
bangunan dan arca yang ditemukan tak pernah utuh, dalam keadaan rusak.
Kerusakan ini diperparah oleh pembangunan pabrik baja yang hanya
berjarak 500 meter dari titik situs.
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar