Permohonan surat keterangan tidak mampu (SKTM) langsung meningkat
sejak Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengadakan program Kartu Jakarta
Pintar (KJP).
"Permohonan SKTM paling tinggi Februari lalu, habis Pak Jokowi bilang ada KJP, banyak yang ngaku-ngaku miskin," kata Kasi Pelayanan Umum Kelurahan Kebon Bawang Nurhayati di Jakarta, Rabu (21/8/2013).
Pada Februari 2013, jumlah pemohon SKTM di Kelurahan Kebon Bawang
tercatat sebanyak 3.728 orang. Padahal, bulan sebelumnya, yakni pada
Januari 2013, jumlah pemohon hanya 66 orang.
Nurhayati menduga saat itu hampir seluruh warga tak mau kehilangan
kesempatan mengantongi SKTM meskipun dalam realisasinya tidak seluruh
warga bisa menggunakannya.
Menurut Nurhayati, verifikasi dilakukan di masing-masing sekolah
untuk menentukan apakah pemegang SKTM benar-benar orang yang membutuhkan
KJP atau bantuan operasional pendidikan (BOP) atau bantuan siswa miskin
(BSM). Meski tak bisa merinci pasti angkanya, Nurhayati yakin banyak
pula yang drop (tidak terpakai).
Jelang Lebaran lalu, jumlah pemohon melonjak dibanding bulan
sebelumnya. Pada Juni 2013, jumlah pemohon hanya 66 orang. "Juli 2013
jumlah pemohon 982, kan mau tahun ajaran baru," lanjut Nurhayati.
KJP merupakan program Jokowi untuk membantu memenuhi kebutuhan siswa
secara personal, misalnya kebutuhan transportasi, buku, sepatu, baju,
dan bahkan tambahan gizi.
KJP diberikan setiap bulan, besarnya Rp 240.000 untuk SMA/SMK, Rp
210.000 untuk SMP, dan Rp 180.000 untuk SD. Pemprov DKI Jakarta
menganggarkan dana Rp 804,63 miliar untuk KJP tahun ini.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar