Senin, 26 Agustus 2013

Duet Mega-Jokowi Boleh Juga

Survei Kompas menunjukkan elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) meningkat signifikan. Survei yang dilakukan kepada 1.400 responden, menempatkan Jokowi di urutan pertama dengan 17 persen, saat survei digelar pada 26 November-11 Desember 2012, dan naik menjadi 32,5 persen pada survei 30 Mei-14 Juni 2013. Sang tokoh fenomenal mengalahkan sejumlah tokoh politik lain yang lebih dulu memproklamirkan diri sebagai capres. Bahkan, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP),
Megawati Soekarnoputri, yang membawa Jokowi ke kancah politik nasional melalui pencalonan Gubernur DKI Jakarta, hanya memeroleh 8 persen dan berada di urutan ketiga. Hasil survei ini menambah panjang kemenangan Jokowi sebagai tokoh paling potensial sebagai capres, dari hasil beberapa lembaga survei sebelumnya.
Menyikapi hasil survei Harian Kompas, Wakil Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menunjukkan partainya punya modal calon pemimpin untuk Pilpres 2014. "(Artinya) kami punya calon pemimpin, dan kaderisasi partai sudah berjalan," kata Hasto, Senin (26/8/2013). Hasil survei ini, lanjutnya, juga membuat PDIP makin percaya diri untuk menyiapkan dan merealisasikan sejumlah program dan kebijakan pemerintahan ke depan. "Siapapun yang memimpin nanti, punya PR dari pemerintah SBY. Tidak hanya ekonomi, tapi juga kemandirian pangan, utang luar negeri, dan lainnya," imbuhnya.
Bagi PDIP, hasil survei Kompas kali ini menjadi berkah tersendiri, karena punya calon pemimpin bangsa yang mumpuni. Meski begitu, Hasto menilai kepimpinan Ketua Umum partainya, Megawati Soekarnoputri menjadi presiden selama tiga tahun, tidak kalah baik dari kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selama sembilan tahun terakahir. Hasto menyatakan, PDIP belum melansir calon presiden untuk Pilpres 2014, karena masih menunggu perolehan suara di pileg. Ia mengatakan, Megawati bukannya menginginkan tetap maju menjadi capres, melainkan taat pada partai.
"Partai (PDIP) melihat kepemimpinan ke depan punya tantangan nasional, mulai dari ekonomi, ketahanan pangan, energi. Agar bagaimana kepemimpinan ke depan punya agenda yang jelas," paparnya.
Hasto menilai, Megawati lebih berpikir bagaimana cara mewujudkan konsep kenegaraan dan kebangsaan, demi kepentingan bangsa dan negara. Karena itu, ia melihat peluang menduetkan Megawati dan Jokowi di Pilpres 2014 sangat terbuka. "Kalau misalnya Bu Mega bersama Pak Jokowi bersama anak bangsa lainnya, itu memungkinkan," cetus Hasto. Apa yang fungsionaris PDIP lihat dari Megawati mengenai pencapresan ke depan? "Kami lihat Bu Mega seperti pada peluncuran buku yang lalu. Beliau menyatakan perjuangan mewujudkan cita-cita Bung Karno belum selesai," jelasnya.

Sumber :
tribunnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar