Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta miskin inisiatif dalam
menormalisasi kawasan pengendali banjir, yakni waduk. Contohnya penataan
Waduk Pluit dan rencana penataan Waduk Ria Rio terkesan dikerjakan
hanya karena dipaksa oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.
Normalisasi
waduk ini sebenarnya program dinas atau program Jokowi? Ini kan jadi
aneh, padahal dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) DKI 2030
diamanatkan ruang terbuka biru harus mencapai lima persen dari luas
wilayah DKI, dan sekarang baru 3 persen.
Waduk di DKI Jakarta
memang ada yang dikelola Ditjen Sumber Daya Air (SDA) Kemen PU, namun
seharusnya Pemprov DKI melakukan apa yang menjadi kewajibannya.
Rencananya, ada 11 waduk baru sampai 2030 dan ada 14 situ yang perlu
ditata. Ini sudah ada di RTRW, Dinas PU seharusnya melaksanakan ini dan
tiak tergantung pada Jokowi melulu.
Beberapa waktu lalu, Dinas PU
DKI berencana menambah lagi luas waduk yang ada di DKI. Diharapkan pada
2014 atau 2015, DKI sudah memiliki area penampuan air ini seluas 438
hektar. Kini terdapat 35 waduk dan 16 situ, dengan total luas mencapai
253,75 hektar.
Nantinya akan ada 51 waduk dan situ seluas 438,93
hektar. Artinya, Pemprov DKI masih membutuhkan lahan seluas 185,18
hektar untuk memenuhi target 438,93 hektar untuk waduk dan situ
tersebut.
Fungsi waduk sebagai sarana dan prasarana pengendali
banjir karena berada di daerah rendah. Sedangkan situ hanya sebagai
kolam penampungan dan fungsinya sebagai tempar parkir air sementara.
Situ
juga berfungsi sebagai konservasi air tanah, karena di sekitarnya
terdapat resapan air. Selain waduk retensi, Dinas PU DKI juga memiliki
36 polder atau waduk yang memiliki pompa, sebanyak 36 dan 11 sedang
dalam proses pembangunan. Diharapkan dengan keberadaan waduk, situ dan
polder, pengendalian banjir di DKI bisa terus membaik.
Berdasaran
data Dinas PU DKI Jakarta, dari 35 waduk yang ada, yang diperluas
sebanyak 22 waduk. Yakni Waduk Lebak Bulus dengan target 3,33 hektar dan
saat ini baru 1 hektar. Kemudian Waduk Marinir Pondok Labu dengan
target 3 hektar yang saat ini baru 0,9 hektar.
Waduk Rawabadung
ditargetkan 5 hektar, saat ini baru 2,5 hektar. Waduk Aneka Elok dari
target 2,5 hektar baru 1,5 hektar. Kemudian Waduk Rorotan dari target 50
hektar baru 1 hektar. Waduk Cilangkap dari target 13 hektar baru 12
hektar, dan Waduk Sunterhulu dari target 12 hektar baru 5 hektar.
Sedangkan
waduk yang baru akan dibangun adalah Waduk Brigif seluas 12 hektar,
Waduk Bintaro I seluas 2 hektar, Waduk Halim III 12 hektar, Halim IV 16
hektar, Halim V 19 hektar, Halim VI 11 hektar. Selanjutnya Waduk Pondok
Rangon I seluas 11,45 hektar, Pondok Rangon II 2 hektar, Pondok Rangon
III 6 hektar. Waduk Cipayung seluas 3,48 hektar, Cimanggis 4,5 hektar
dan Waduk RW 05 Ceger 11,6 hektar.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar