Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memastikan proyek normalisasi 13
sungai di DKI atau Jakarta Emergency Dredging Inisiative (JEDI) tetap
dilaksanakan. Setelah sempat mempertimbangkan tentang kemungkinan
meminjam dana kepada World Bank, Jokowi pun kini memastikan dana
diusahakan melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).
"Ya, kalau memang terpaksa harus APBD ya APBD," ujar Jokowi di Gedung Balaikota, Jakarta Pusat, Rabu (8/5/2013).
Meski
demikian, Jokowi mengakui tidak mudah mencairkan dana yang diperkirakan
mencapai 190 juta dollar AS tersebut dari APBD. Jokowi pun akan
melakukan pendekatan dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI
terlebih dahulu untuk memuluskan rencana program itu.
"Kita kan harus melakukan budgeting dulu sama dewan, aturannya memang begitu," ujarnya.
Jokowi
melanjutkan, tak hanya dengan wakil rakyat di Ibu Kota, Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta pun harus mengoordinasikan rencana program itu ke
Kementerian Pekerjaan Umum. Mantan Wali Kota Surakarta itu mengaku ingin
menyampaikan ganjalan rencana program kepada kementerian terlebih
dahulu sebelum bekerja.
"Ya, biasalah, masalah administrasi, pelaksanaan lapangan. Itu saja sih masalah intinya," ujarnya.
Proyek
JEDI merupakan upaya pengendalian banjir melalui normalisasi sebanyak
13 sungai d DKI Jakarta. Proyek tersebut adalah warisan dari mantan
Gubernur DKI Fauzi Bowo.
Realisasi proyek yang mulai digagas sejak
tahun 2008 tersebut dilakukan secara bertahap dan dibagi dalam tujuh
paket pengerjaan. Sesuai rencana, dari tujuh paket, tiga paket
dikerjakan Pemprov DKI, dua paket dikerjakan oleh Balai Besar Wilayah
Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC), dan dua lainnya oleh Cipta Karya
melalui bantuan dana World Bank. Setelah sempat terpendam, proyek yang
tak kunjung dikerjakan oleh gubernur era Foke itu pun diwacanakan
dilanjutkan kembali oleh Gubernur Jokowi dan Wakil Gubernur Basuki.
Sumber :
megapolitan.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar