Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mendukung aksi tutup mulut yang
dilakukan direksi PT MRT Jakarta. Hal itu diupayakan agar para direksi
fokus mengerjakan proyek transportasi massal berbasis rel atau MRT dan
selesai tepat waktu pada 2017.
"Mungkin mereka mau kerja dulu. Nanti kalau ada apa-apa, tanya gue aja," kata Jokowi di Jalan Saharjo, Jakarta, Kamis (9/5/2013).
Menurut
Jokowi, Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami memiliki sifat
pendiam dan jarang memberikan konfirmasi kepada wartawan dan publik
sebelum programnya terealisasi. Pada kesempatan lain, Dono Boestami
mengatakan, ia bersama tiga direksi lainnya memiliki alasan mengapa
jarang memberikan kejelasan informasi keberlanjutan MRT. Sebab, mereka
baru bekerja belum genap dua bulan, dari 25 Maret 2013 dan diangkat
melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa.
"Kami hanya
manusia biasa, bukan Superman, dan kami diberikan tugas menyelesaikan
secepat-cepatnya. Jangan mengejar kami karena kami bukan selebritas dan
bukan artis infotainment. Jangan pula hubungi kami pada Sabtu-Minggu," kata Dono.
Dia
tidak menginginkan, apabila proyek MRT sudah dibangun, tetapi mandek di
tengah jalan seperti halnya yang terjadi pada pembangunan monorel.
Untuk diketahui, pada Kamis (2/5/2013) lalu, Pemprov DKI telah
melaksanakan soft launching pembangunan MRT di Bundaran Hotel Indonesia.
Pembangunan
MRT akan dilakukan dalam tiga paket. Adapun pembangunannya akan
dilakukan oleh kontraktor pemenang tender, yakni Wijaya Karya dan
Shimizu, Jaya Konstruksi dan Obayashi, serta Hutama Karya dan Sumitomo
Mitsui Construction Company.
Pada tahap pertama pembangunan MRT,
yakni dari Lebak Bulus sampai Bundaran HI, jalur MRT akan terpasang
sepanjang 15,7 kilometer. Proyek ini diperkirakan akan menghabiskan dana
sebesar 125 miliar yen atau sekitar Rp 12,5 triliun.
Sumber :
megapolitan.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar