Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo akhirnya membocorkan sedikit
informasi mengapa relokasi warga di Waduk Pluit masih terganjal.
Menurutnya, ada pihak ketiga yang coba mengganggu jalannya proses
relokasi warga dari waduk tersebut ke rumah susun.
Mantan Wali
Kota Surakarta ini menegaskan, dirinya sudah sangat intens melakukan
komunikasi sebagai upaya pendekatan dengan warga. Dalam setiap pertemuan
itu, dia selalu menyampaikan niat untuk menormalisasikan waduk
tersebut.
"Masalahnya ada pihak ketiga yang ikut masuk
(mengganggu), karena di situ ada pertarungan usaha besar. Yang
ribut-ribut itu bukan masyarakat, ini kan ada kepentingan bisnis, sudah
diklaim oleh usaha, kita ngertilah," kata Jokowi, saat meninjau Lokasi
Binaan Makasar (Pasar Embrio), Kelurahan Makasar, Kecamatan Makasar,
Jakarta Timur, Jumat (3/5/2013).
Sebelumnya, Jokowi menyatakan
proses relokasi warga di waduk tersebut bersifat mutlak. Pasalnya,
fungsi Waduk Pluit akan dikembalikan sebagai waduk terbesar di Jakarta
untuk mengontrol potensi banjir dan ketersediaan sumber air cadangan.
Area
Waduk Pluit awalnya memiliki luas 80 hektar. Namun saat ini wilayahnya
menyusut tersisa 60 hektar akibat banyaknya warga yang mendirikan
bangunan secara ilegal. Kedalaman waduk juga terkena imbas, saat ini
hanya sekitar dua meter dari kedalaman ideal di atas lima meter.
Proses
relokasi akan diimbangi dengan solusi permanen, yakni pembangunan rumah
susun di Marunda dan Muara Baru, Jakarta Utara. Warga Waduk Pluit akan
langsung direlokasi, ketika unit rusun telah siap dihuni.
Sumber :
megapolitan.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar