Awal Maret lalu, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo
meminta PT. Perusahaan Gas Negara (PGN) memasok gas untuk kebutuhan
bahan bakar bagi TransJakarta. Melalui pembangunan Stasiun Pengisian
Bahan Bakar Gas (SPBG) merupakan sarana infrastruktur penunjang utama
lancarnya armada TransJakarta berbahan bakar gas.
Sebab, selama ini salah satu kendala operasional TransJakarta adalah
keterbatasan SPBG. PGN menyatakan komitmennya memenuhi permintaan
Jokowi.
"Jangan ragukan kami untuk menyuplai itu (gas), karena itu sudah jadi
komitmen kami," tegas Direktur PGN Jobi Triananda di kantornya Jakarta,
Jumat (12/4).
Saat ini jumlah trans Jakarta yang beroperasi mencapai 524 armada.
Rencanaya akan ada tambahan sekitar 450 armada, sehingga total bus yang
akan beroperasi sebanyak 974 armada.
Strategic Management Office PT PGN Adi Munandir menambahkan,
kebutuhan gas untuk 454 armada sebanyak 81.000 liter setara premium
(LSP) per hari, angka tersebut setara dengan 2,5 MMScfd. Dia
menyebutkan, kebutuhan untuk 974 armada sebanyak 173.775 liter setara
premium (LSP) per hari dan setara dengan 5,35 MMScfd.
Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara (PT PGN) Hendri Prio Santoso
segera melakukan koordinasi intens dengan Pemprov DKI Jakarta untuk
mengoptimalkan layanan bahan bakar gas. PT PGN juga siap melayani SPBU
Pertamina maupun SPBU stasiun pengisian milik swasta yang ingin punya
unit pengisian BBG.
"Kami akan melakukan koordinasi khusus dengan para pembina kami di
Pemda DKI," ujar Hendri usai bertemu dengan Jokowi di kantor PT PGN,
Jakarta, Jumat (22/3).
Hendri menambahkan, pihaknya berupaya menggandeng SPBU milik PT Pertamina atau swasta yang belum memiliki unit pengisian BBG.
"Jadi di mana ada jalur pipa kami, kami siap menyambung dan operator
tinggal kontak kami investasi sedikit di dispensernya dan kami akan
menyambung pipa ke stasiun-stasiun tersebut," jelas Hendri.
Sumber :
merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar