Proyek pembangunan transportasi berbasis massal atau Mass Rapid Transit
(MRT) diprediksi bakal mundur karena terkendala masalah administrasi.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengakui hal itu jadi kendala
buat merealisasikan proyek bernilai Rp 15 triliun itu.
"Iya itu
lah, iya itu lah, ini persoalan administrasi masalah prosedur yang
kemarin kelihatan sudah beres tapi muncul lagi permasalahan seperti
itu," ujar Jokowi di Tambora, Jakarta Barat, Jumat (12/4).
Politikus
PDIP itu terlihat kesal rencana pembangunan MRT belum juga ada titik
temu. Di mana pada awalnya, Jokowi berhasil melakukan renegosiasi ulang
terkait pembagian beban pengembalian utang ke JICA (Japan International
Cooperation Agency).
Awalnya DKI menanggung 58 persen, pemerintah
pusat 42 persen, setelah dilakukan renegosiasi pembagian beban menjadi
51 persen DKI sedangkan 49 pemerintah pusat.
"Kemarin kelihatan
sudah beres tapi muncul lagi permasalahan seperti itu. Ini yang sudah
lima bulan ini kita garap gak selesai-selesai masalah prosedur, masalah
administrasi," kata Jokowi.
"Masalah prosedur, masalah
administrasi, masalah prosedur, masalah administrasi, masalah prosedur,
masalah administrasi, masalah prosedur, masalah administrasi, masalah
prosedur, masalah administrasi," katanya dengan nada ketus.
Walaupun
demikian, Jokowi menargetkan persoalan dan pembangunan MRT akan dia
selesaikan pada bulan ini. Dirinya akan terus berkoordinasi secara
intensif dengan pihak-pihak terkait.
"Ya ini saya beri target
agar bulan ini agar segera diumumkan. Ini semuanya kebut pararel. Terus
terang kalau seperti ini masalah admistrasi itu capek," kata Jokowi.
"Akan saya dorong terus jangan menyerah hanya karena hal seperti itu, tapi sebetulnya cape," tandasnya.
Seperti
diketahui, proyek pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) diperkirakan
akan mundur karena terkendala masalah administrasi. Sebab, dalam
Peraturan Pemerintah (PP) No 30 Tahun 2011 tentang loan agreement
(pinjaman), harus dilakukan revisi persetujuan oleh Kementerian Dalam
Negeri dan Kementerian Keuangan untuk mendapatkan persetujuan pinjaman
dari Bappenas.
Sebelum mendapatkan persetujuan dari kedua
kementerian itu, pihak Pemprov DKI juga harus terlebih dahulu
mendapatkan persetujuan dari DPRD DKI. Hal ini diperlukan karena ada
perubahan dalam pembagian beban pengembalian utang kepada Japan
International Cooperation Agency (JICA).
Sumber :
merdeka.com
Berita Serupa :
- jakarta.tribunnews.com : "Jokowi Keukeuh Realisasikan MRT Bulan Ini"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar